![]() |
https://www.merdeka.com/trending/kisah-haru-guru-honorer-pakai-sepatu-bolong-karena-gajinya-tak-cukup-untuk-beli-baru.html |
Moh. Rizal
Dingin menusuk
Pagi membawa hawa sejuk
Kurahap pikiranku turut dingin
Menjadi pencerah ikhwal pendidikan yang semrawut
Rutinitas pagi mengantarkan menjalani hari
Baju klimis, wangi parfum, sepatu lusuh nan koyak
Kuharap kan tetap menawan layaknya akademisi
Yang mencari hidup di tanah luhur, sejahtera
Sepatu baru?
Tidak, tampaknya sudah terlanjur sayang
Ah tidak juga, asal kamu tahu
Kebutuhan lebih dari sekadar penampilan
Keringat diperas, fikiran dikuras
Buruh pabrik sepertinya lebih sejahtera
Bayangku, sepintas
Terlabel ikhlas, tanpa bias
Aku berselancar dilautan kemuliaan
Tapi mengapa tak sedikitpun aku nikmati cipratannya
Pakan ku sebar, jala aku tanam
Tapi mengapa pancaroba tiada habisnya
0 komentar:
Posting Komentar