![]() |
Sumber : penerbitbukudeepublish.com |
BY Ahmad Zahrowii Danyal Abu Barzah
Tiga
minggu lalu pada sabtu pagi ba’da shubuh, kita mendengarkan taklim yang
disampaikan oleh Abi Halimi tentang pentingnya bersyukur. Bersyukur atas apa
yang kita miliki, bersyukur atas apa yang terjadi pada kita, serta bersyukur
atas hal yang terjadi di sekitar kita. Intinya kita harus selalu bersyukur dan
segera membuang rasa kufur yang biasa kita tuangkan dalam pikiran dan otak
kita.
Sedangkan
rasa kufur tersebut terpicu karena kita yang selalu merasa kurang dalam sesuatu
baik itu fisik maupun materi. Sehingga rasa kufur tersebut mempengaruhi jalan
pikiran otak kita yang tidak sadar bahwa pikiran tersebut seolah menjadi setir
perjalanan di setiap kehidupan sehari-hari. Seperti piket harian misalnya, pada
awalnya kita mengalami hal pada pikiran kita dengan bergumam mempersalahkan
sesuatu yang sudah diatur sebelumnya, meskipun itu bukan kehendak kita.
Mengeluh, Merasa tidak mampu, hingga rasa males pun datang. “Kok aku sih, ga
ada yang lain kenapa?” pikiran itu sangat familiar terjadi di dalam otak
kita. Lalu bagaimana kita dapat mengatur pikiran yang terjadi di dalam otak
kita?.
Seminggu
lalu, Saya mengikuti taklim di daerah Buring sekitaran Bumiayu, Malang. Materi
yang disampaikan oleh ustadz yang dipanggil ustadz Nuril berisi tentang self
talk yakni berdiskusi dengan diri sendiri. Saat pertama kali mendengarnya
memang terasa asing dan belum paham konsep materinya, namun setelah beberapa kali
pembahasan alhamdulillah saya mulai memahaminya. Self talk seperti ini
adalah apa yang muncul dalam pikiran kita ketika menghadapi sesuatu. Sepert
misalnya kita dihadapi oleh penugasan “muhadhoroh”. Padahal muhadhoroh
merupakan salah satu kegiatan yang wajib sekali kita ikuti. Kita akan berpikir
pada awalnya khitobah, puisi, atau taqdimul qishoh apalagi speech
seolah sudah sulit dihadapan kita, ya memang pada dasarnya itu lumrah. Namun
hal lumrah ini justru mengarah pada perspektif negatif tentang hal yang
demikian.
Oleh
karena itu, self talk atau berdiskusi dengan diri sendiri pada muhadhoroh
diperlukan. Langkahnya adalah tulis apa saja yang keluar dari dalam pikiran kita
dan harus sesuai tidak boleh ada campur tangan takut ini takut itu, sudah tulis
saja. Langkah kedua kita baca semua yang kita tulis kemudian cobalah untuk
merubah pikiran kita menjadi sisi yang positif. Setelah hal tersebut dilakukan
catat apa saja sisi positif yang keluar dan buuang semua hsisi negatif tadi.
Setelah terbiasa dengan sisi positif tersebut maka kita akan merasakan suatu
yang hal berbeda dalam diri kita.
Akhir
kata, kita sepatutnya bersama-sama memulai apa yang kita pelajari. Meski
terkesan sulit namun yang terpenting adalah kita mau mencobanya. Masalah gagal
atau tidaknya itu urusan lain. Tetap semangat, tetap konsisten, dan jangan lupa
selalu bersyukur hari ini.
0 komentar:
Posting Komentar