sumber : pribadi |
` Seorang santri tidak hanya wajib
menuntut ilmu. Tetapi ia wajib mengamalkannya, untuk dirinya, masyarakat dan
bangsanya. Dengan cara mengabdikan diri dan ilmunya untuk kepentingan dan
kemaslahatan masyarakat dan bangsanya. Sebagaimana yang tercantum dalam
Al-Qur’an :
فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ
مِّنْهُمْ طَاۤىِٕفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا
قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْٓا اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ ١٢٢
Artinya : Hendaklah ada dari tiap golongan (dari kaum mu’minin)
sekelompok orang yang pergi untuk mendalami ilmu agama dan (kemudian) memberi
peringatan kaumnya agar mereka (kaum) itu menjaga diri (dari hal-hal yang
dimurkai Allah). (Q.S : At-Taubah ayat 122)
Maka seorang
santri ketika telah menyelesaikan belajarnya di bangku pendidikan dan telah
terjun ke masyarakat, dia harus ikut berjuang memikirkan masyarakat dan
bangsanya: seperti apa yang telah dilakukan para santri di bawah bimbingan para
kiai pada masa penjajahan oleh Belanda dan lainnya. Di bawah kepemimpinan para
kiainya, mereka (para santri) bersama komponen bangsa yang lain melakukan
perjuangan fisik mengangkat senjata melawan dan mengusir penjajah demi meraih
kemerdekaan dari tangan penjajah, dimana tidak sedikit dari mereka yang gugur
sebagai syuhada.
Momen tujuhbelasan
baru saja berlalu. Darun Nun baru saja mengadakan penerimaaan santri baru.
Sebanyak 13 santri baru yang terdiri dari berbagai jurusan telah resmi menjadi
bagian dari keluarga besar Darun Nun. Dengan semboyan yang terkenal yakni
“berbahasa dan berkarya”, Pondok Pesantren Darun Nun diharapkan menjadi naungan
bagi siapapun untuk mengembangkan diri dan meneruskan perjuangan estafet
keilmuan
Pondok Pesantren
Darun Nun memiliki berbagai macam kegiatan baik itu yang bersifat karya, kebahasaan,
taklim kitab kuning maupun pengajian al-Qur’an. Divisi Kepenulisan ialah divisi
yang bertanggungjawab dalam syiar pondok dalam berkarya. Tepatnya setiap
minggu, santri Darun Nun diwajibkan untuk menyetor satu karya tulisan dalam bentuk
karya fiksi maupun nonfiksi. Nantinya karya tersebut akan diposting di website
resmi darunnun.com.
Berdasarkan
wawancara yang kami lakukan pada santri baru yang bernama Adib Dzulfahmi
menyatakan bahwa keinginannya masuk Pesantren Darun Nun adalah ingin
mengembangkan ilmu kepenulisan terkhusu jurnal ilmiah. Ada lagi yang
berpendapat yaitu Hidayatun Nafiah jika alasannya bergabung adalah ingin
mengembangkan kepenulisan khusus di bidang sastra yakni membuat cerpen ataupun
novel.
Tepat hari ini (5
September 2022), piket kepenulisan mulai berjalan kembali. Semoga ini menjadi
awal yang baik buat kita semua dalam. Selamat bergabung untuk segenap
rekan-rekan santri baru!. Salam dari divisi kepenulisan
Tulisan yang bagus adalah tulisan yang selesai
`
0 komentar:
Posting Komentar