![]() |
Sumber :pinterest.id |
Penulis :Muhammad Fajar Maulana
Dalam memahami Al-Qur’an tidak bisa
hanya mengandalkan kemampuan dalam satu bidang keilmuan saja, karena Al-Qur’an
adalah ibarat lautan yang tidak ada ujungnya, yang penuh dengan keindahan dan
kenyamanan bagi siapa yang mau dan mengkaji Al-Qur’an oleh karena itu Ketika
ingin mengarungi makna-makna yang tirsurat atau tersirat dalam al-Qur’an
diharuskan juga memahami ke ilmuan yang berkaitan untuk membantu memahami
Al-Qur’an secara sempurna, misalnya: Nahwu,shorof ,balaghoh untuk membantu
memahami konteks kalimat di dalam Al-Qur’an dan keilmuan yang lain. Karena
al-Qur’an turun untuk memecahkan segala problematika yang terjadi.
Dan juga diantara keilmuan yang
membantuk untuk memahami al-Qur’an secara utuh yaitu mengetahui asbabu
nuzul yang sangat penting sekali untuk memahami maksud dari suatu ayat di
dalam Al-Qur’an, di mana turunya ? kapan ? dan untuk siapa diturunkan ayat
tersebut ?
Sebab dari pentingnya memahami
asbabun nuzul .karena memiliki dampak yang sangat besar dalam memahami makna
ayat Al-Qur’an secara sempurna . Oleh karna nya para Ulama sangat memperhatikan
tentang Asbubun nuzul , sehingga tidak banyak dari ulama yang mengarang kitab
yang khusus memebahas tentang Asbabun nuzul contohnya: Al-Imam Suyuty yang
mengarang kitab yang berjudul Lubabun nuqul fi asbabun nuzul, dan juga
dari sangat pentingnya mengetahui Asbabun nuzul bisa dikatakan “Sebagian ayat
dalam Al-Qur’an tidak dapat difahami kecuali dengan mengetahui Asbabun nuzul.
Misalnya dalam surat al-Baqoroh
,ayat 110 :
(ولله
المشرقُ و المغربُ , فأينما تولُّوا فثمّ وجهُ الله )
Artinya : dan kepunyaan Allah
timur dan barat,maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah.
sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi maha mengetahui. Jika
difahami dari dzohir ayat, maka diperbolehkanya sholat kearah mana pun, karena
Allah itu ada dimana mana , dan sah-sah saja jika kita sholat mengahadap ke
mana pun. Akan tetapi pemahaman seperti ini adalah salah!!!, karena menghadap
kiblat adalah salah satu sarat sah nya sholat.
Disinilah peran-Nya Asbabun nuzul
untuk memberikan pemahaman secara konkret, dalam ayat diatas itu ditunujukan
orang yang sedang dalam perjalanan (musafir) yang kehilangan kiblat dan tidak
mengetahui dimana arah dari kiblat tersebut. Maka Ketika seorang musafir yang
kehilangan kiblat, agar dia berijthad mencari arah dari kiblat. Dan jika tidak
ditemukan juga, maka diperbolehkan sholat menghadap mana pun yang ia Yakini
bahwasnya disanalah arah kiblat yang benar. Dan juga tidak wajib untuk
mengulang sholat nya kecuali, jika di sadar dan jelas bahwasanya dia salah
dalam arah kiblat. Sehingga disini sudah jelas bahwasanya ayat diatas tidaklah
buat Umum, akan tetapi Khusus buat Musafir yang kehilangan kiblat.
Sudah sangat jelas bahwasanya tidak
mungkin mentafsiri Al-Qur’an secara jelas kecuali, dengan mengetahui
asbabun nuzul dari ayat di dalamnya. Akan tetapi Sebagian orang menggap
bahwasanya mempelajari asbabun nuzul hanya tentang cerita dan sejarah saja, dan
tidak memiliki dampak yang serius dalam hal tafsir Al-Qur-‘an. Perasangka
seperti ini yang tidak bisa dibenarkan, karena bertentangan dengan fakta yang
terjadi, bahwasnya tidak akan bisa menafsirkan Al-Qur’an, kecuali mengetahui
terjadinya pristiwa turunya ayat dan penjelasan sebab turunya ayat
tersebut.
Diantara faedah-faedah Asbabun
nuzul sebagai berikut :
- Mengetahui hikmah yang terjadi
dalam penetapan hukum syariah
- Membatasi hukum dengan sebab
sesuatu
- Mengetahui untuk siapa ayat
diturunkan dan juga menghilangkan samar-samar dalam sebuah ayat.
0 komentar:
Posting Komentar