BBM Naik, wajarkah?
Oleh: Rafi’ Alra
Tahun 2022 pandemi covid’19 di Indonesia sudah mengalami penurunan yang sangat signifikan. Masyarakat sudah dibolehkan untuk berkumpul meskipun di ruangan tertutup dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Perekonomian
masyarakat mulai membaik dan ini merupakan titik bangkit masyarakat Indonesia
setelah dua tahun terakhir terdampak pandemi covid’19. Akan tetapi baru-baru
ini tepatnya pada awal bulan September, rakyat Indonesia dihebohkan dengan
kenaikan harga BBM subsidi yaitu Pertalite dan Solar. Kenaikan harga yang
mendadak sontak membuat rakyat Indonesia heboh. Pasalnya kenaikan harga ini
ketika perekonomian rakyat belum pulih total pasca pandemi dua tahun belakangan
ini.
Lalu
apakah kenaikan harga BBM subsidi sudah merupakan pilihan yang tepat bagi kesejahteraan
rakyat pada saat ini?
Dikutip
dari CNBC Indonesia pada tanggal 7 September 2022, “harga minyak dunia tercatat
terus melandai sejak pertengahan Agustus 2022”. Lantas mengapa BBM di Indonesia
justru naik? Pada kenyataannya harga BBM tidaklah naik, hanya saja subsidinya
yang dipangkas. Pemahaman inilah yang perlu ditanamkan kepada masyarakat.
Pemangkasan subsidi BBM menjadi langkah pemerintah untuk mengurangi potensi
membengkaknya subsidi yang dibayarkan pemerintah apabila harga dari BBM
tersebut tetap ditahan.
Namun,
langkah ini dinilai kurang tepat di saat rakyat baru bisa melakukan aktivitas
normal setelah dipenjara pandemi covid’19 selama dua tahun belakang. Pemangkasan
subsidi BMM yang lumayan tinggi, sangat mencekik bagi masyarakat dengan perekonomian
pas-pasan. Jikalau salah satu alasan pemangkasan ini karena banyaknya
masyarakat mampu membeli BBM subsidi, mengapa pemerintah tidak melakukan
penguatan di lapangan dengan pembatasan-pembatasan pembelian BBM subsidi
seperti apa yang pernah viral beberapa waktu lalu. Pembatasan pembelian BBM
subsidi bisa menjadi solusi bagi pemerintah untuk tercapainya target
tersalurnya BBM bersubsidi kepada orang yang tepat.
Menarik
BalasHapus