Sumber : pribadi |
Oleh : Ahmad Rofiqi Hasan
Tak
bisa dipungkiri lagi bahwa peran guru sebagai penggerak literasi sangat
dibutuhkan. Guru dapat menjadi teladan bagi santri dengan menunjukkan minat
terhadap bacaan dan turut membaca bersama santri. Guru juga perlu membaca
berbagai sumber bacaan untuk meningkatkan kompetensi diri serta kualitas
pembelajaran. Berikut ini beberapa tips untuk meningkatkan literasi versi
Pondok Pesantren Miftahul Anwar Dampasan sebagai berikut :
1.
Menumbuhkan
Kesadaran Akan Pentingnya Literasi
Hal pertama dan utama yang bisa dilakukan
guru untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa yaitu menumbuhkan kesadaran
pentingnya membaca. Di mana siswa yang awalnya tidak suka membaca buku jadi
menyukainya, bahkan menjadikan membaca sebagai kebiasaan baik. Guru bisa
memberitahu santri bahwa dengan membaca siswa dapat memperoleh informasi yang
lebih banyak, menambah wawasan baru dan baik untuk kesehatan otak.
Menumbuhkan
kesadaran membaca bisa dengan memotivasi santri dan mendorong mereka untuk
terus membaca buku. Di Pondok Pesantren Miftahul Anwar Dampasan ini mempunyai
cara jitu untuk menumbuhkan kesadaran literasi yaitu mengadakan agenda “Akhirul
Syahr” yang dimana agenda tersebut bertakjub tentang Nasihat-Nasihat dari
para dewan guru dan juga mengadakan perlombaan-perlombaan tentang literasi
seperti membuat cerpen, puisi, pidato dan masih banyak agenda lainnya. Hal ini
semoga bisa memberikan setruman positif bagi para santri tentang urgensi dari
literasi itu sendiri.
2. Membaca 10 Menit
Sebelum KBM
Jika hanya memotivasi santri terus-menerus
untuk membaca tanpa aksi nyata mungkin terdengar mustahil. Oleh sebab itu, guru
perlu membuat peraturan kegiatan membaca 10 menit sebelum KBM. Dalam kegiatan
pendahuluan pembelajaran, guru bisa memberikan kesempatan untuk santri membaca buku terkait materi pelajaran yang
akan dibahas. Dengan begitu, siswa juga akan memiliki gambaran materi pelajaran
yang akan mereka dapatkan, sehingga KBM berjalan optimal.
Bukan
hanya itu budaya literasi juga ditumbuhkan dalam kegiatan ibadah yaitu para
santri diwajibkan mengikuti kegiatan “Tahsinul Qiro’ah”, yang dimana
kegiatan ini dilaksankan sebelum kegiatan KBM (06.50 – 07.20). Adapun kegitan
ini terdiri atas : Sholat Dhuha, dan juga Tahsin bacaan
Al-Qur’an, yang diharapkan para santri mampu membaca Al-Qur’an dengan baik
sesuai tuntunan Tajwid.
3. Pengoptimalan Peran
Perpustakaan dan Lab Komputer
Perpustakaan sekolah/Pondok memiliki peran
penting untuk meningkatkan kemampuan literasi santri. Sekolah/Pondok harus bisa
mengoptimalkan perpustakaan menjadi gudang buku, menambah koleksi buku bacaan
yang disukai siswa, memperbaiki tatanan perpustakaan agar lebih nyaman dan
menarik dikunjungi siswa dan lainnya.Ketika KBM, guru bisa membuat gerakan
kunjungan ke perpustakaan bersama santri, di mana santri harus membaca buku
yang mereka sukai di perpustakaan.
Bukan hanya mengoptimalkan peran
di perpustakaan namun bisa juga dilaksankan kegiatan literasi tersebut di dalam
lab Komputer. Dimana para santri bisa browsing tutorial-tutoial ataupun kabar
terkini dengan pengawasan dari guru.
4. Membuat Karya Tulis
Untuk meningkatkan literasi, santri bukan
hanya disuruh membaca tetapi belajar menulis membuat dan menghargai karya
tulis. Ketika pembelajaran di kelas, guru bisa memberikan tugas kepada santri
untuk membuat karya tulis lalu masing-masing santri mengapresiasi atau
menghargai karya tulis temannya.
Dengan menghargai karya tulis, siswa akan
mengerti pentingnya mendukung budaya menulis. Menulis akan melahirkan ide-ide yang
cemerlang yang bahkan dapat mengatasi persoalan bangsa. Tentunya tulisan
tersebut juga harus melalui riset agar relevan untuk diterapkan.
Bukan
hanya kegiatan didalam kelas, Pondok Pesantren Miftahul Anwar juga mempunyai
kurikulum khusus yaitu kurikulum KMI. Dimana nantinya para santri yang sudah
menginjak dikelas akhir Pondok (Kelas 6 KMI), mempunyai satu dari banyaknya
kegiatan yang ada, yaitu “Karya Tulis Ilmiyyah”, yang dimana juga
diharapkan bisa mendukung kegiatan literasi yang ada di Pondok Pesantren
Miftahul Anwar Dampasan.
5. Membentuk Komunitas
Baca
Komunitas baca merupakan
sekumpulan orang yang senang membaca buku. Ini bisa membantu siswa untuk
meningkatkan kemampuan literasi mereka. Guru bisa membentuk komunitas baca dalam
kelas dengan membagi santri menjadi
beberapa kelompok.
Selain kegiatan di kelas, ada
juga kegiatan di luar kelas “Excull”, yang dimana kegiatan ini, dibawah
naungan Organisasi Santri Miftahul Anwar (OSMA) yaitu bagian “Central
Information And Education Department” (CIED). Yaitu dengan membuat
kegiatan-kegiatan, yang dimana hasil karya dari para santri nantinya
dipublikasikan dalam bentuk majalah.
Itulah
beberapa tips untuk meningkatakan literasi di Pondok Pesantren Miftahul Anwar
Dampasan, semoga dari tulisan ini bisa mengambil faidah dan bisa diterapkan di
masing-masing Pondok Pesantren atau sekolah. Aaamiiin
0 komentar:
Posting Komentar