Sumber gambar: kompasiana.com
oleh Ahmad Zahrowii Danyal Abu Barzah
Teruntuk aku yang merubungi sunyi
Teruntuk aku yang hatinya tak terobati
Teruntuk aku yang termakan oleh janji
Teruntuk aku yang ingin meratapi diri
Menjalani malam hingga berganti pagi
Raga telah tak dapat menahan lagi
Sebab terlepasnya seperempat hati
Meski masih menolak berpisah kembali
Seakan tak mempercayai...
Seakan tak ingin dikhianati...
Oleh kenyataan yang semakin menghakimi...
Padahal engkau sangat menghargai..
Bagaimana ikatan terbentuk dari dalam hati..
Bagaimana ingatan meluapkan memori...
Bagaimana imitasi membentuk angan-angan nanti...
Namun seiring dengan pesan abu-abu...
Dan kemudian rasa itu membeku...
Di antara relung yang dibuat mati kutu..
Agar memaksa bukti tak baku...
Memang sempat pernah percaya
Kita akan selalu bersama
Janji akan sampai menua
Nyatanya.....
Hanya sebatas kata-kata...
Hanya lontaran wacana...
Tanpa ada...
Hal yang membuatnya istimewa...
Teruntuk aku...
Teruntuk ratapanku...
Teruntuk semua yang terjadi padaku...
Menangislah...Menangislah...
Dirimu berhak begini adamu..
Jauhkan mengelak terhadap perasaanmu...
Karena masing-masing tahu...
Batas kemampuan terbaikmu...
Malang Maret, 08th 2022
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
0 komentar:
Posting Komentar