Kita
sering mendengar kalimat berikut “ udah nikah aja, rezeki akan kebuka lebar kalau
udah nikah”. Untuk menjawab atau menanggapi kalimat tersebut yakni kunci yang
pertama adalah mampu. Tetapi memang di dalam Al Quran terdapat rezeki-rezeki
khusus yang Allah berikan kepada orang yang menikah. Allah berjanji apabila
seseorang sudah menikah maka akan ditambah rezekinya. Tapi sebelumnya kita
merasa belum mampu maka kita boleh atau pending dulu menikahnya, sampai kita
merasa mampu. Namun beda lagi ketika ia belum mampu, semisal belum ada
pekerjaan tetap namun ia berjanji akan berusaha dengan sekuat tenaga agar bisa
nantinya ketika menikah sanggup memenuhi kebutuhan keluarganya.
Menikah
adalah sesuatu yang sakral, maka kita tidak boleh bermain-main atasnya. Karena
bisa saja hubungan rumah tangga itu bisa retak dan berujung pada sesuatu yang
dinamakan dengan perceraian. Perceraian memang hukumnya boleh namun adalah
perbuatan yang dibenci Allah. Bahkan beberapa kondisi atau hal cerai itu
menjadi wajib. Semisal suami dhalim atau melakukan KDRT maka itu boleh
cerai, istri dan anak tidak dinafkahi selama 3 bulan.
Kita
jangan berpikiran bahwa jodoh itu adalah orang yang sudah ditentukan ini, dan
kalau bukan ini berarti bukan jodoh kita. Jodoh itu ialah siapapun yang
kemudian kita ketemu kita cocok, ada perasaan senang ketika melihatnya, dan itu
pilihan kita ditambah kita sudah merasa mampu maka itulah jodoh kita. Maka
tidak ada istilah jodoh kita sudah kelewat. Dikatakan kelewat itu dikarenakan
kita belum matang atau belum siap, karena kita masih bekerja, merintis karir.
Maka dari situlah syarat syarat menikah harus dipenuhi dahulu atau sudah
matang. Kalau ingin menikah ya serius ingin mencari pasangan hidup, berdoa dan
berusaha maka Insya Allah akan ditunjukkan jalan oleh Allah SWT. Maka tidak ada
istilah jodoh sudah kelewat. Jadi jodoh itu bukan ditentukan orangnya missal
jodohnya si Fulan adalah Fulanah.
Kita
memang tidak diperbolehkan pacaran, tapi juga tidak boleh menikah tanpa kenal. Ada
kasus semisal kita merasa si A adalah jodoh kita, namun kita tidak dapat restu
dari orang tuanya, itu jodoh atau bukan? Idealnya memang pernikahan itu
direstui oleh kedua rang tua sebagai walinya. Namun dalam sebagian madhza, wali
itu tidak dijadikan syarat dan rukun pernikahan. Hal tersebut untuk menunjukkan
bahwa orang tua kalau anaknya sudah menemukan jodohnya dan baik orangnya maka
ia harus merestui, jangan menghalang-halangi. Namun ketika bermadzab Syafi’i
maka kita harus ada wali, karena itulah kita harus memperjuangkan.
Memperjuangkan si dia untuk jadi jodoh aja bisa, masa memperjuangkan orang tua
merestui ndak bisa. Kalau memang orangnya baik-baik, maka bisa diperjuangkan.
Tinggal cara kita memperjuangkanya, dan bagaimana caranya ?
Pertama, jangan hanya banyak bicara namun lebih ke tindakan.
Tunjukkan bahwa calon kita itu adalah pilihan terbaik kita. Dengan datang ke
rumahnya, bertutur kata yang baik, memeperlihatkan kalau kita sudah siap
menikah. Kedua, kalau berbicara atau menjelaskan pada kedua orang tua
harus dengan adab atau tata krama yang baik, agar orang tau semakin yakin.
Kalau tidak bisa melalui perkataan maka bisa dengan sikap. Karena terkadang
orang tua itu menilai dengan emosi. Semisal kita berbicara dengan orang tua
sambil mijitin kakinya dan berbicara dari hati ke hati maka Insya Allah
diterima. Kalau gagal lagi, maka ngomong lewat orang yang dihormati sama orang
tua. Misalnya lewat Kyai, Habib, Ustadz atau tokoh masyarakat. Karena kadang
sesuatu itu akan diterima kalau yang ngomong itu adalah orang yang dihormati.
Jodoh
itu kaitanya dengan dua hal, yang pertama yakni usaha. Dan yang kedua jodoh itu
ada di tangan Tuhan makanya kita perlu dengan yang dinamakan doa. Maka dari itu
kita perlu mendoakan diri kita sendiri agar mendapatkan jodoh terbaik. Gimana
doanya ? di Al Quran banyak sekali doa-doa yang diajarkan misalnya
رَبِّ
لَا تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ
Yang artinya Ya Allah janganlah Engkau membiarkan aku hidup jomblo (sendiri) dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik. Bagaimana
kalau tidak bisa berdoa dengan bahasa arab ? solusinya ialah pakai bahasa
apapun, karena doa terbaik adalah doa yang dibacakan dengan tulus. Kita berdoa
dengan sedetail detailnya boleh karena kita punya Tuhan yang maha besar.
Semisal “Ya Allah jodohkan saya dengan Dilan Ya Allah”. Karena Allah sudah membukakan jalan ud’uni
berdoalah maka akan Allah kabulkan. Yang penting kalau doanya sudah jelas
minta Dilan namun tidak dikasih Dilan, maka kita harus tawakal dan bersyukur.
Karena ketentuan Allah itu adalah yang terbaik buat kita.
Sudah
menjadi tradisi di masyarakat kalau ada perempuan yang sudah berumur 24 belum
menikah maka akan disebut sebagai perawan tua. Namun sebagai perempuan jangan
terpengaruh dengan omongan-omongan tersebut. Jangan berfikir kalau teman teman
kalian sudah gendong anak sedangkan aku kok belum. Kemampuan itu tidak ada
ukuranya, umur tidak mempengaruhi, dan kitalah yang lebih tau diri kita
sendiri. Kita tau kita udah siap atau belum untuk menikah, bahkan seumur hidup
kalau tidak menikah tidak apa-apa kok. Banyak ulama’ yang tidak menikah, dan
kalau merasa diri kita tidak mampu. Ada pertanyaan yang sering menghantui para
pemuda diumur 24 tahun ke atas, “ kapan nikah ?” jangan bingung ketika ditanya
seperti itu, kita cukup menjawab doakan saja ya, supaya kita banyak yang
mendoakan.
Sebaiknya doa itu sendiri diimbangi dengan hal-hal yang bisa mendukung doa kita, disamping usaha kita juga bisa memperbanyak sedekah. Membahagiakan hati orang lain itu bisa membuat orang mendoakan kita. Berziarah atau bersilaturahmi kepada saudara-saudara kita, itu juga mempermudah jodoh kita. Ziarah kubur, kita meminta wasilah atau melalui perantara kekasih Allah. Atau yang paling top itu ialah doa orang yang terdzalimi, jadi kalau ingin doanya cepet diijabah cari orang yang terdzalimi hehe.
Diolah dari penjelasan Habib Husein Ja'far
0 komentar:
Posting Komentar