Oleh : Ilman Mahbubillah
Aku adalah gadis belia;
Terluka dan dibaptis oleh air mata
Terdiam simpuh menunggu cinta
Terkekang usang di penjara kasih bernama asa
Aku adalah gadis belia;
Berusaha menjadi manusia berguna
Dengan tulis puisi bertintakan prasasti mata
Bernafas bersama rilisan hujan dan serpihannya
Lalu bergerak kalbu-kalbu usang tuk suburkan sabda
Aku adalah gadis belia;
Telingaku telah tuli untuk mereka
Lidahku bisu akan bualan sayang yang fana
Lambat laun umurku memasuki senja
Tanpa tau rasanya bagaimana dimanja
Puan pun memohonkan cinta;
Pada Tuhan yang maha kuasa
Yang maha menghidupkan segala macam rasa
Yang maha menyadarkan lalainya insan sebab angkara
Namun puan sombong akan harta dan tahta pada tuhannya
Hingga pekik hati makin lantang terasa
Seakan tak satupun semesta sanggup bersuara
Karena bosan dengan doa yang selalu sama
Sang puan berkata; aku hanya ingin melihat garis cakrawala
Dengan gadis belia yang kucinta
Hingga umurku berdebu dan menjadi asa
Untuk cerita perih yang kita alami berdua
Aku; adalah gadis belia
Dan pada setiap lesap doa pada Tuhan yang esa
Semoga di kehidupan lain kita bahagia
Pula dengan dunia lain yang jauh disana
Semoga aku dan puan ku kembali saling mencinta
0 komentar:
Posting Komentar