oleh Zainuddin
Awan kumulonimbus tengah berbagi tawa
Serentak hadir menyambut tamu tiba
Bagai saudara saling tegur sapa
Namun, saat itu terlihat tertegun sang pembela
Apakah telah cukup baginya berteduh?
Seonggak harapan kembali berayuh
Begitulah coretan putih terhapus
Meski lengah senyum tak harus pupus
Semangat tuk bangkit seolah masih kuat
Walau beribu genggam tak pernah hilang
Ku titipkan sebuah segelintir puing surat
Tuk tetap bertahan, meski badai menyerang
Peristiwa ini satu bagian konsekuen yang benar
Hingga mata tak bergeming luar nalar
Sadapan telak Sudah menjalar
Tatkala noda hitam tak kembali melebar
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
0 komentar:
Posting Komentar