sumber gambar :throughco.com |
Oleh : Ahmad Jaelani Yusri
Di
dalam ranah keilmuan modern, kita mengenal sebuah ilmu yang mempelajari sesuatu
yang abstrak dan yang tidak bisa dipecahkan oleh ilmu fisika biasa atau fisika
klasik. Ilmu itu adalah Fisika Kuantum. Fisika kuantum sendiri mencakup
pembahasan sistem kerja alam mikroskopik yang tentunya sangat berbeda dengan
sistem alam makroskopik. Kecepatan mobil, aliran sungai, temperatur udara,
massa suatu benda mungkin bisa kita tentukan atau kita ukur dengan akurat
dengan hitungan fisika klasik tapi itu semua tidak berlaku dalam dunia kuantum
alias dunia mikroskopik. Alam mikroskopik berkebalikan dengan alam makroskopik.
Kita tau bahwa semua material di
dunia tersusun dari atom-atom yang sangat kecil dan tidak terlihat. Sedangkan
atom sendiri tersusun dari elektron, proton dan juga neutron. Proton dan
neutron berada di pusat inti atom dan elektron mengelilingi mereka. Bisa
diibaratkan susunan atom bagaikan miniatur sistem tata surya. Elektron adalah
komponen atom yang cukup penting. Dia dapat berpindah lintasan ke lintasan
lainnya karena perilaku eksitasi (loncat dari orbital energi tinggi ke energi rendah). Sehingga
letak suatu elektron dalam atom tidak dapat diketahui secara pasti.
Termasuk cahaya, sesuatu yang masih dalam ruang lingkup fisika
kuantum. Cahaya adalah elemen penting dalam kehidupan. Cahaya adalah salah satu
jenis gelombang elektromagnetik karena dapat merambat di ruang hampa udara.
Cahaya memiliki panjang gelombang sekitar 380-750 nm. Selain itu cahaya
memiliki kecepatan yang sangat tinggi yaitu 3x 10^-8 m/s.
Lalu
apa hubungannya semua itu dengan peristiwa Isra’ Mi’raj ?.
Baginda Nabi Besar Muhammad SAW
adalah manusia terpilih yang diberi anugerah untuk menyampaikan risalah
kenabian bagi umat manusia. Beliau secara langsung ‘diundang’ oleh Sang Pemilik
Alam Semesta untuk menerima perintah sholat untuk umatnya. Peristiwa ini
sendiri tertuang dan diabadikan dalam surah ke-17 di dalam Al-Qur’an, yaitu
Surat al-Isra.
Mengkaji peristiwa Isra Mi’raj adalah mengkaji keagungan dan
kebesaran Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Isra yang bermakna perjalanan malam adalah
peristiwa ketika Nabi Muhammad SAW berangkat dari Ka’bah Mekah ke Baitul Maqdis
di Yerusalem. Sedangkan jarak dari Mekah ke Yerussalem sekitar 1239 kilometer
yang pada masanya normal ditempuh dengan perjalanan kuda atau unta sekitar
sebulan. Namun, Nabi Muhammad SAW atas izin Allah mencapainya hanya dalam waktu
semalam menggunakan buraq. Sementara Mikraj adalah peristiwa naiknya
Nabi Muhammad SAW dari Baitul Maqdis di Yerussalem ke Sidratul Muntaha melewati
langit ke tujuh.
Rasio akal manusia pada zaman itu
akan sulit menerima dan mencerna peristiwa yang dialami oleh Nabi karena
terlalu singkatnya waktu perjalanan.
Hanya iman yang kuat dan rasa taqwa yang diperlukan untuk meyakini itu semua.
Namun seiring berjalannya peradaban semua itu akan bisa dimengerti dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan.
Penulis belum bisa mengambil
kesimpulan antara kedua benang merah ini, antara nilai spiritualisme dan juga
sains ilmiah alam kuantum. Tapi semua itu justru menambah khazanah ilmu dan
wawasan kita akan kebesaran Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas alam semesta beserta
sistemnya yang diciptakan-Nya.
Material yang tidak terlihat seperti
atom, alam kuantum yang abstrak serta
kecepatan cahaya itu dapat kita yakini eksistensinya. Lalu bagaimana
dengan peristiwa Isra Miraj yang sudah yang sudah jelas dalam Al-Qur’an ?
Pada akhirnya kita tau bahwa bukti
kekuasaan Allah mampu melampaui segalanya, melampaui ruang dan waktu, mampu
menembus antar dimensi yang tak dapat kita jangkau sebagai hambanya yang serba
kekurangan.
Sebagaimana Surat Ar-Rahman ayat 33 berbunyi:
يٰمَعْشَرَ
الْجِنِّ وَالْاِنْسِ اِنِ اسْتَطَعْتُمْ اَنْ تَنْفُذُوْا مِنْ اَقْطَارِ
السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ فَانْفُذُوْاۗ لَا تَنْفُذُوْنَ اِلَّا بِسُلْطٰنٍۚ -٣٣
Artinya: "Wahai golongan jin dan manusia!
Jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah.
Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari Allah)."
0 komentar:
Posting Komentar