Oleh: Hilwah Tsaniyah
Memasuki bulan November kemarin rasanya hujan tak henti-hentinya
menyapa. Terik matahari tak lagi menyengat saat siang. Kini langit abu-abu dan
rintik hujan yang tak pernah lupa menyapa.
Adhira Mahasiswa tingkat akhir yang sedang sibuk-sibuknya mencari
bahan untuk penelitian skripsinya, kini harus berdamai dengan hujan. Mungkin
kebanyakan orang menyukai hujan karna baunya, atau suasananya. Adhira bukan
seperti kebanyakan orang, justru dia fobia akan hujan. Entah apa yang membuat
ia begitu khawatir ketika langit mulai gelap dan tetesan air yang mulai jatuh
mengenai kepalanya.
Setelah Berkutat dengan laptop dan buku-buku tebalnya yang membuat
sakit kepalanya. Salah satu cara agar ia dapat merefresh kembali otaknya adalah
dengan melihat dunia luar dengan motor kesayangannya. Meskipun tak benar pasti ia
akan singgah kemana danyang sering terjadi adalah ia hanya singgah kerumah
sahabatnya.
Namun kali ini ia memilih untuk pergi ke tempat salah satu toko ice
cream gelato atas saran salah satu temannya. Seperti biasa, ia nekat saja
berangkat dengan motor kesayangannya, meskipun ia tak tahu pasti letak toko
tersebut dimana. Ia hanya mengandalkan maps di hanphonenya.
Dulu saat Nadhira SMA, ia sering berpergian bersama sahabatnya ke
tempat-tempat yang sedang hits yang jaraknya lumayan jauh. Mereka dengan senang
hati menempuhjarak berpuluh-puluh kilometer itu. Mulai dari mencari baso Aci,
sate taichan, atau minuman bubble yang padahal banyak sekali dijual di dekat
rumahnya.
**
Langit mulai gelap. Namun Nadhira dengan santainya melambatkan laju
motornya. Si takut hujan, namun di sisi lain ia senang berlama-lama di jalan
padahal langit sudah gelap. Saat melihat toko-toko berjejer di jalan, orang
lalu lalang, atau ramainya jalanan justru membuat dia senang.
Tepat saat ia sampai di tempat tujuannya langit makin gelap, rintik
hujan mulai jatuh meninggalkan jejak di jalan-jalan. Ia segera memarkirkan
motornya. Ia lupa ini adalah hari Minggu. Tempatnya sangat ramai pengunjung dan
sepertinya tak ada meja kosong untuknya. Tapi ia terus berjalan ke etalase ice
cream itu dipajang. Ia memesan rasa strawberry, mint dan mangga.
Ice cream yang ia pesan sudah berada ditangannya. Namun sejauh mata
memandang tak ada satupun meja kosong untuknya. Ia tetap berusaha mencari
tempat duduk dan memperlambat jalannya. Barangkali nanti ada orang yang ingin
pergi dan bergantian dengannya.
Laki-laki dengan kemeja kotaknya yang berada di pojok ruko itu
berdiri dan melambaikan tangannya ke arah Nadhira. Awalanya Nadhira sempat
menoleh ke kanan dan ke kiri, ia mencari siapa org yang laki-laki itu maksud.
Tapi ternyata ia menunjuk Nadhira.
“Iya kamu.“ kata laki-laki berkemeja kotak-kotak, tak bersuara tapi
mulutnya jelas mengucap dan telunjuknya menunjuk ke Nadhira.
“aku?” sambil menunjuk dirinya sendiri dan berjalan pelan
kearahnya.
**
0 komentar:
Posting Komentar