Oleh: Faiza Fitria
Berbicara mengenai pujian sebelum salat yang beredar di sekitar masyarakat merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat itu sendiri. Adapun bentuk dan isi kandungannya sangatlah beragam. Salah satunya adalah pujian-pujian sebelum salat yang terdapat pada daerah-daerah di sekitar Jawa. Berikut contoh pujian tersebut dan penguraiannya adalah sebagai berikut:
Bait Pujian
Adapun bait pujian ‘Monggo Jamaah Sholat’ adalah sebagai berikut:
Shalaatullaah Salaamullaah
‘Alaa Thaaha Rasuulillah
Shalaatullaah Salaamullaah
‘Alaa Yaa Siin Habiibillah
Tawassalnaa Bibismillaah
Wabil Haadi Rasuulillah
Wakulli Mujaahidin Lillaah
Bi Ahlil Badri Yaa Allah
Monggo sederek sholat jamaah
Supados angsal ganjaran kathah
Perkoro repot kudu den bagi
Godaan setan ampun turuti
Muslimin muslimat monggo jamaah sholat
Ganjaranipun 27 (pitu likur) derajat
Ojo enak-enak turu dek kasur
Becik ilingo seksane kubur
Lungo nang kubur numpak pendusa rodane papat
Rupo menongso ndek jero kubur awake ijen ora duwe konco
Onok wong loro takok nang siro kelawan gowo geni neroko
Rupane gedhe ora tau weruh, ndelok sepisan yo gowo godoh
Terjemah Bait Pujian
Adapun terjemah dari bait pujian ‘Monggo Jamaah Sholat’ adalah sebagai berikut: Shalawat dan salam dari Allah semoga terlimpah kepada Taha (Nabi Muhammad SAW) sang utusan Allah.
Shalawat dan salam dari Allah semoga terlimpah kepada Kepada Yasin sang kekasih Allah. Kami bertawassul dengan nama Allah dan dengan petunjuk Rasulullah.
Dan juga kepada setiap pejuang di jalan Allah.
Dan para pahlawan pada perang badar.
Silahkan semuanya berjamaah salat
Supaya mendapat banyak pahala
Perkara yang menyibukkan haruslah diatur
Godaan setan janganlah dituruti
Muslimin (Laki-laki) dan muslimat (perempuan) silahkan berjamaah salat
Pahalanya adalah 27 derajat
Jangan terlena tertidur di kasur
Lebih baik ingatlah siksa kubur
Pergi ke kubur menaiki keranda dengan empat roda
Keadaan manusia dalam kubur itu sendirian tidak memiliki teman
Ada dua orang yang menanyaimu dengan membawa api neraka
Penampakannya sangat besar dan tidak ada yang tahu, melihatnya sekilas (keduanya) membawa pemukul
Menilik Kandungan, Tempat, dan Tradisi Bait Pujian
Pujian daerah yang berjudul ‘Monggo Sederek Jamaah Sholat’ ini sebagian liriknya sudah terdengar familier bagi sebagian masyarakat Jawa. Adapun salah satu liriknya tersebut ialah: “Muslimin muslimat monggo jamaah sholat, Ganjaranipun 27 (pitu likur) derajat”, bait ini berisi ajakan tersirat kepada orang Islam untuk segera melaksanakan salat ketika azan selesai berkumandang, dan bait tersebut secara tersurat mengandung sebuuah kabar bahwa bagi orang Islam siapapun yang melakukan salat secara berjamaah maka akan mendapat pahala sebanyak 27 derajat ketimbang salat sendirian yang hanya mendapat pahala sebanyak 1 derajat.
Beralih kembali pada bait pertama yang terdiri dari empat baris yaitu mengandung makna yang tidak terlalu jauh dari keterangan sebelumnya yaitu tunaikanlah salat dengan berjamaah agar mendapat pahala dan aturlah kesibukan kita agar kita bisa menunaikan salat tepat pada waktunya, karena terkadang kita sebagai manusia suka lalai karena tergoda bisikan setan. Karena menunaikan ibadah dan kebaikan apapun tak akan terhindar dari godaan setan dan hawa nafsu, namun semua itu bisa dihalau dengan peningkatan keimanan masing-masing.
Adapun bait kedua, dua baris pertama telah dijelaskan di awal karena kemasyhuran dua baris tersebut. Sedangkan dua baris selanjutnya mengandung makna bahwa kita sebagai manusia hendaklah hidup secara seimbang dan tidak terlalu bermalasan karena jikalau waktu kita di dunia habis hanya untuk bermalasan dan mengabaikan salat maka ingatlah siksa kubur telah menanti.
Bait ketiga merupakan bait terakhir yang mengandung beberap makna, diantaranya adalah: Pertama, bahwa ketika manusia meninggal maka kita akan diantar ke kubur dengan keranda bukan dengan kendaraan pribadi kita yang semua itu hanyalah titipan. Apapun status sosial di masyarakat jikalau meninggal maka semuanya sama saja akan diangkut dengan keranda. Kedua, dalam kubur semua manusia akan sendirian tidak akan ditemani keluarga, kerabat, sahabat, rekan kerja, maupun harta, namun yang menjadi teman sejati adalah amal ibadah yang selama ini dikerjakan semasa hidup. Ketiga, dalam kubur manusia akan ditanyai oleh Malaikat Munkar dan Malaikat Nakir dengan pertanyaan dasar seperti “Siapa Tuhanmu?” dan juga tentang amal baik dan buruk yang telah dilakukan semasa hidup. Keempat, konon kedua malaikat tersebut digambarkan dengan wujud yang sangat besar dan membawa pemukul yang besar juga untuk menghukum manusia di alam kubur.
Adapun mengenai tradisinya, biasanya masyarakat mendahului pembacaan pujian ini dengan Selawat Badar karena selawat tersebut dinilai oleh masyarakat sekitar memiliki nilai historis perjuangan Rasulullah SAW dan orang-orang Islam pada zaman beliau saat Perang Badar, hal itu dimisalkan dengan perjuangan manusia ketika memasuki alam kubur dan harus memperjuangkan semua amal-amalnya.
0 komentar:
Posting Komentar