Oleh Ahmad Maulana
Beberapa orang menganggap bahwa agama Islam
adalah agama yang ribet. Sedikit-sedikit dilabeli haram, semua dilarang. Dari
makan, minum, tidur sampai bergaul dengan orang tak seiman ada aturanya, hal
ini yang mereka anggap sebagai hal yang ribet, semua diatur dan dibatasi.
Apakah benar agama Islam demikian?
Islam tidak seharusnya menjadikan kita pribadi
yang ribet. Islam itu melaksanakan ibadah sesuai rukun Islam, lalu hidup dengan
aturan (nash): tidak makan bangkai, darah, dan daging babi, tidak minum khamr
(miras), tidak berjudi, tidak zina. Hal-hal tersebut tidaklah susah untuk
dihindari, hanya saja ada sebagian orang mencari alasan untuk tetap melakukanya
meskipun hal tersebut sudah jelas dilarang.
Untuk menjadi Islam sebenarnya simpel, yaitu
dengan berdasarkan hadits Nabi: “Islam dibangun atas lima perkara: persaksian
bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Nabi Muhammad
adalah utusan Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, puasa di bulan
Romadhon, dan melaksanakan ibadah haji di Baitullah”.
Menjadi pribadi muslim sebenarnya tidak ribet.
Kerja dimana saja bisa, hanya saja di waktu sholat umat muslim istirahat
sebentar untuk mendirikan sholat, itupun tak harus di mushola, bisa di ruang
kerja, di waiting room atau di tempat manapun yang memiliki kriteria
bersih dan suci. Jika ada hal yang tak bisa ditinggal maka sholat bisa dijama’,
selama ada alasan untuk menjama’, dianjurkan untuk menjama’ saja, mudah kan?
Mengenai sholat, Islam memberikan kemudahan bagi umatnya, jika tidak mampu
dengan berdiri maka dianjurkan sambil duduk tahiyat, jika tidak mampu duduk
tahiyat maka dengan tiduran. Sholat itu jangan dipersulit, mudahkan dengan
cara-cara yang disarankan oleh para ulama, yang penting didirikan jangan
ditinggalkan.
Begitupun dengan ibadah yang lain, puasa
romadhon misalnya. Orang yang tidak bisa berpuasa di bulan romadhon disebabkan
ada suatu hal seperti pekerjaanya yang sangat berat karena sangat mengandalkan
kerja fisik maka ia bisa menggantinya di hari lain. Sama halnya dengan haji,
orang muslim yang belum mempunyai kesempatam pergi haji bisa mengamalkan amalan
yang pahalanya setara dengan haji, salah satunya adalah melaksanakan sholat
lima waktu secara berjamaah di masjid.
Dengan penafsiran baru tentang Islam masa
depan, Islam akan menjadi agama yang asik dan tidak ribet. Tidak ada lagi Islam
yang menolak berkembangnya peradaban. Tidak ada lagi yang mengatasnamakan Islam
lalu menggunakan kekerasan. Islam tidak lagi serba mengharamkan suatu budaya
yang sudah ada. Islam bisa membaur dengan segala macam budaya. Islam tetap
bermusik, Islam tetap menjalankan budaya tradisional, Islam tetap berolahraga,
Islam tetap berkarya dan berprestasi di manapun kita berada. Islam tetap
bergaul dengan siapapun dalam hal kemanusiaan karena islam itu merangkul bukan
memukul. Islam itu menata diri bukan menata orang lain.
Islam rahmatal lil alamin adalah ketika
umat Islam bisa menebar kebaikan dengan akhlaknya di manapun mereka berada.
Apapun sistem sosial yang disepakati di sebuah negara, di situ umat Islam
memberikan pengaruh yang baik. Dengan cara itulah Islam akan disebut sebagai
agama yang indah dan penuh kedamaian. “Islam agama damai” tidak lagi menjadi
klaim sepihak, namun akan disematkan oleh seluruh penduduk dunia.
0 komentar:
Posting Komentar