![]() |
Oleh : Ilman Mahbubillah
Jam dinding diam berdenting
Jarum berputar secara beriring
Detik yang berdetak, lalu memasung hening
Melahap semua nikmat dengan terbaring
kering
Kita adalah fana; yang abadi adalah luka
Janji yang menyakiti, mati di dalam baris
puisi
Membuatnya buta karena relung nestapa
Menjadikannya abadi dalam prasasti mata
Yang fana adalah waktu; yang abadi adalah
perasaanku
Temaram lampu lenyapkan lara sebab
kepergianmu
Kau datang dengan rindu dan berjuta kata
maafmu
Bodoh! Sekali lagi logikaku selalu
dikuasai enigmamu
"Dukamu Abadi"
Begitulah kata Sapardi
Kali ini, ingin kucoba berdamai dengan
kata sendiri
Bermalam dengan sepi; tuk menjalani seni
patah hati
0 komentar:
Posting Komentar