Oleh: M. Rian Ferdian
Nama Habib Husein Ja’far menjadi sangat terkenal akhir-akhir ini di
kalangan muslim milenial dengan dakwahnya yang sangat kekinian yang menjadi
daya tarik tersendiri bagi mereka. Nama lengkap beliau adalah Habib Husein Ja’far
Al-Hadar, S.Fil.I, M.Ag. Beliau lahir di Bondowoso, 21 Juni 1988. Berbeda
dengan habaib lainnya, penampilan Habib Ja’far juga amat santai. Tak ada jubah
melekat di badannya, juga tanpa jenggot lebat menggantung di dagunya.” Begitu
Detik.com ketika memuat profil Habib Husein Ja’far Al-Hadar di Detikx bertajuk
“Dakwah Digital Sang Habib Muda” pada tahun 2019.
Jenjang pendidikan formal
beliau ditempuh di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada jenjang strata satu
beliau mengambil jurusan Akidah dan Filsafat Islam. Kemudian beliau melanjutkan
program masternya di jurusan Tafsir Hadits.[1]
Adapun dalam pendidikan non formal, Habib Ja’far pernah menempuh pendidikan di
Pondok Pesantren YAPI di daerah Bangil, Jawa Timur. [2]
Habib Ja’far merintis karirnya melalui dunia literasi di
media-media nasional sejak di bangku kuliah. Tulisan-tulisannya banyak dimuat
di Kompas, Majalah Tempo, Jawa Pos, dan lain-lain. Beliaupun saat ini aktif
berdakwah di media sosial seperti di YouTube. Chanel YoutTube “Jeda Nulis”
menjadi salah satu media dakwah yang digunakan Habib Ja’far untuk para muslim
milenial. Seperti dilansir di Detik.com, “Memilih YouTube karena generasi
milenial “berkerumun” di sana. Dan, kalau YouTube diisi oleh mereka yang tidak
mampu tapi mau, ini akan menjadi kecelakaan bagi umat. Kita tak bisa hanya
mengkritisi mereka, ‘Ngapain kalian habisin waktu dan kuota di YouTube’. Justru
kita yang harus masuk ke YouTube dan memberi tontonan yang menuntun.”
Metode dakwah yang digunakan oleh Habib Husein Ja’far adalah dakwah
“Íslam Cinta”. Kenapa harus Islam Cinta?. Menurut beliau dakwah Islam Cinta
diyakininya akan mendidik kita menjadi pribadi Muslim yang bukan hanya taat
ibadah, tapi juga penuh cinta. Dengan cinta pula, semakin ibadah, maka kita
akan semakin cinta sesama, alam, dan semua makhluk-nya. Tutur Habib Ja’far
dalam wawancara dengan Republika di Rubrik Hiwar pada Mei 2020.
Bahkan seorang komika Coki Pardede sampai mengatakan “Kok Islam
jadi asyik ya kalau saya dengar dari Habib. Saya juga nyaman berteman, duduk
bareng, dan diskusi dengan muslim seperti Habib.” Dengan dakwah Islam Cinta
pandangan di luar sana yang mengatakan agama Islam adalah agama yang kaku,
agama yang keras, dan agama yang mengjarkan teroris tentu akan hilang. Karena
memang sejatinya agama Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin,
agama yang cinta damai, bukan agama yang mengajarkan kekerasan. Menurut Habib Ja’far
yang lebih penting dari dari memberi pesan yang baik adalah memberi kesan yang
baik.
Selain aktif berdakwah di media sosial, sosok habib yang dijuluki
Habib Milenial ini juga merupakan sosok yang produktif dalam menulis. Di antara
karya-karya beliau adalah Menyegarkan Islam Kita, Anakku Dibunuh
Israel, Islam “Mazhab” Fadlullah, serta yang terbaru dan menjadi
best seller adalah buku Tuhan ada di Hatimu.
Habib Husein Ja’far memberi nasihat yang sangat indah untuk kita.
Sejatinya Tuhan itu ada di hati kita, seseorang yang diliputi oleh ketaatan dan
cinta atas-nya, kemanapun ia menghadap, ia melihat-nya. Masjid bisa dirobohkan,
Ka’bah bisa sepi, tapi hati manusia yang beriman akan abadi dalam ketaatan dan
kecintaan kepadanya. “Tuhan tak di Ka’bah, tak di Vatikan, tak juga di Tembok
Ratapan. Tuhan sejatinya ada di hatimu!.” Tulisnya dalam buku Tuhan ada di
Hatimu.
0 komentar:
Posting Komentar