Tuai rasa yang sempat amuk
Dengan pandang kecamuk
Tentang sepanjang kisah caruk
Dahulu..
Pangkuku menyebut rengkuh untukmu
Dermisku menyulam candu bertemu
Ejaku menggagu pada lapan kata sastraku
Namun saat aku menjumput sepimu
Hampar kita ternyata tak istimewa
Sumpah saja sampai menerpa ada
Aku...
Hanya dapat membungkam
Mengumbar senyum dalam kelam
Jika...
Maka...
Jangan datang padaku..
Jangan datang selagi engkau butuh aku
Aku...
Bukan karena ingin jauh
Namun aku terlanjur membaur abu
Aku...
Bukan diriku untuk memupuk yang baru
Secara perlahan engkau buatku remuk
Aku...
Bukan sandaran luka merekah
Yang engkau letakkan pada bara
Maaf...
Bila membuatmu terbawa derai mata
Sampai mengusap derita yang kuterima
Maaf..
Aku tak ingin campak mendera
Sebab kasihku mungkin tersisa
Maaf..
Dering prakata terakhirku pun terkadang duka
Datang praduga pada celah tak terbaca
Terima kasih telah menjadi sayap yang mengantarkanku pada asmara
Terima kasih telah menjadi sebagian hati yang melengkapi jiwa
Karena cinta adalah pesan sempurna tuk menghias senja hingga purnama
Source image: Suara.com
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
0 komentar:
Posting Komentar