Sumber gambar: https://www.nu.or.id/post/read/119180/mengenal-kitab-aqidatul-awam--syair-ringkas-ilmu-tauhid
Muhammad Hadiyan Elihkam
Pengarang
kitab ‘Aqidatul ‘Awam adalah Syekh Ahmad bin Muhammad bin Sayyid
Ramadhan Mansyur bin Sayyid Muhammad al-Marzuqi Al-Hasani. Beliau lahir di
Mesir pada tahun 1205 H. Sepanjang waktu beliau mengajar di salah satu Masjid
di Mekah. Kealiman beliau dalam ilmu-ilmu syariat terkenal hingga seluruh kota
Mekah. Oleh karena itu beliau diangkat menjadi mufti madzhab maliki di Mekah.
Beliau menjadi mufti menggantikan Sayyid Muhammad yang wafat pada tahun 1261 H.
Selain sebagai mufti, Syekh Ahmad juga terkenal sebagai sosok pujangga.
Syekh Ahmad
berguru kepada Syekh al-Kabir Sayyid Ibrahim al-'Ubaidi dalam bidang ilmu
Qira-ah al-'Asyarah. Kemudian beliau mempunyai banyak murid, di antara
murid-murid beliau yang terkenal adalah Syekh Ahmad Dahman (1260-1345 H),
Sayyid Ahmad Zaini Dahlan (1232-1304 H), dan Syekh Thahir al-Takruni. Kesibukan
beliau sehari-hari mengajarkan ilmu kepada para penuntut ilmu. Syekh Ahmad
al-Marzûqi wafat di Makkah pada tahun 1281 H dan dimakamkan di Jannatul Mu’alla
atau pemakaman Ma’la.
Kitab ‘Aqidatul
‘Awam merupakan kitab klasik yang cukup terkenal di kalangan para santri,
khususnya santri pondok salaf. Kitab ini berisi tentang ketauhidan yang menjadi
dasar pengetahuan, khususnya bagi anak-anak. Pesan-pesan ketauhidan yang
terdapat dalam kitab tersebut disajikan dalam bentuk nadzoman yang berjumlah
sekitar 57 nazdom. Biasanya dalam kurikulum pesantren, setiap santri diwajibkan
menghafalkan nadzoman yang terdapat dalam kitab tersebut sebagai prasyarat
sebelum ujian akhir pondok.
Dikisahkan,
sebelum mengarang kitab ‘Aqidatul ‘Awam, beliau tidur pada hari Jumat
malam (6 Rajab 1258 H) bermimpi bertemu dengan Rasulullah Saw. Dalam mimpi
tersebut, para sahabat dan Syeikh Ahmad berdiri di sekitar Rasul. Kemudian
Rasulullah bersabda, “Bacalah! Nadzom-nadzom tauhid. Barangsiapa membaca nadzom
tersebut maka ia masuk surga dan memperoleh kebaikan yang dijanjikan oleh
Al-Qur’an dan Hadist”. Kemudian Syekh Ahmad menjawab, “Nadzom yang bagaimana,
wahai Rasulullah?”.
Para
sahabat berkata, “Dengarkan apa yang Rasulullah sabdakan!”. Kemudian Rasulullah
bersabda, “Ucapkan! أﺑﺪأ ﺑﺎﺳﻢ اﷲ واﻟﺮﲪﻦ”. Syekh Ahmad pun mengikuti apa yang telah disabdakan Rasul
hingga selesai. Ketika mengucapkan nadzoman tersebut Syeikh Ahmad didengarkan
langsung oleh Rasulullah Saw. Syekh Ahmad bangun dari tidurnya kemudian membaca
nadzom-nadzom yang beliau hafal dari mimpi tersebut.
Pada hari
Jumat malam, tanggal 28 Dzulqo’dah, Syekh Ahmad bermimpi kedua kalinya bertemu
Rasulullah Saw. Dalam mimpi tersebut Syekh Ahmad diperintahkan unutk membacakan
nadzom yang telah dihafal dihadapan Rasulullah Saw dan para sahabat. Setiap
kali Syekh Ahmad selesai membaca satu bait nadzom, para sahabat mengucap
“amin”. Selesai Syekh Ahmad membaca nadzom, Rasulullah Saw bersabda “Semoga
Allah memberimu taufiq dengan perantara nadzom-nadzom yang telah diridhoi-Nya,
semoga Allah menerima amalmu, semoga Allah memberkahimu beserta orang-orang
mukmin, dan semoga Allah memberi manfaat kepada mereka dengan nadzom-nadzom
itu. Aamiin.”
Setelah
itu, Syekh Ahmad memperlihatkan nadzom-nadzom itu kepada orang-orang. Mereka
pun memintanya. Kemudian ia memenuhi permintaan mereka dan menambahinya dengan
nadzom lain dari, ‘ وﻛﻞ ﻣﺎ أﺗﻰ ﺑﮫ اﻟﺮﺳﻮل ** ﻓﺤﻘﮫ
اﻟﺘﺴﻠﯿﻢ واﻟﻘﺒﻮل ’ sampai akhir
kitab.
sumber: dinukil dari buku Cahaya Kegelapan karya Kang
Muhammad Ihsan bin Nuruddin Zuhri
https://islami.co/kisah-di-balik-terciptanya-kitab-aqidatul-awam/
https://sites.google.com/site/pustakapejaten/manaqib-biografi/6-masyaikh/syaikh-ahmad-al-marzuqi-al-hasani
0 komentar:
Posting Komentar