![]() |
https://images.app.goo.gl/JrZWAvZLDtnRM29SA |
Oleh:
Fitriatul wilianti
Bertambahnya jumlah budak pada masa
Abbasiyah dikarenakan banyak yang ditawan dan ditangkap dalam peperangan,
selain itu karena banyaknya penyebaran perdagangan budak. Walaupun telah
diketahui bahwa islam membatasi perbudakan bagi tahanan perang dan orang asing
Akan tetapi seiring berjalannya waktu perdagangan budak sudah tersebar
sangat luas. Mereka di bawa dari Afrika Timur, India, Asia Tengah, Bizantium,
Eropa selatan dan lain-lain.a Kehadiran budak pada masa itu datang dari
berbagai suku dan daerah seluruh dunia. Mereka yang merupakan orang-orang Negro
dipekerjakan untuk mengolah tanah, sementara yang datang dari golongan
lain, mereka melakukan pekerjaan secara manual seperti layanan di rumah
dan istana-istana.
Setelah Islam menyerukan seruan luas
untuk pembebasan budak, banyak dari para budak yang telah dibebaskan serta
beberapa dari mereka juga ada yg mendapatkan posisi tertinggi di negara. Adapun
beberapa tokoh yang di angkat dari seorang budak adalah: Robi' bin yunus, Maula
al-mansyur dan menterinya. Khalifah Ar-Rasyid juga dikenal tumbuh bersama
kalangan budak, dan baliau adalah salah satu khalifah yang terlahir dari
seorang budak, ibunya bernama Khayzuran yang dinikahi oleh ayahnya yang
merupakan khalifah ketiga yang bernama Al-mahdi, Al-Rasyid juga merupakan salah
satu khalifah setelah ayahnya yang telah menikahi budak. Sedangkan
Khalifah Al-Mu'tashim beliau juga merupakan seorang budak dari Turki. Dilihat
dari beberapa tokoh dan kekhalifahan diatas, masuknya Islam membawa pengaruh
yang besar bagi perbudakan masa Abbasiyah, dimana strata terrendah yaitu
seorang budak dapat menjadi strata tertinggi (Khalifah/Mentri) setelah Islam
datangnya islam.
Akan tetapi walaupun islam telah
melarang penjualan budak tetapi masih terdapat perbudakan yang terjadi karena
sudah tersebar luasnya perdagangan budak masa itu, bahkan sampai ke byzantium
dan yang lainnya. Hingga sampai pada masa bani abbasiyah karena adanya dinasti
atau istana yang berpusat di baghdad juga sampai pada negara-negara lain di
dunia islam. Negara- negara tersebut cukup banyak terjadinya perbudakan.
Walaupun dapat dipastikan bahwa bukan dilakukan oleh umat islam melainkan
dilakukan oleh orang-orang yahudi dan kristen.
Pada masa abbasyiah jumlah budak
perempuan lebih banyak dari budak laki2, mereka melakukan banyak peran dalam
istana seperti pelayan, penyanyi dll. Islam mengijinkan seseorang untuk
memiliki budak, akan tetapi tetap membatasi bagaimana cara memperlakukan
mereka, islam juga memperbolehkan menikahi budak seperti orang-orang pada
umumnya tetapi budak tidak diperbolehkan menikahi lebih dari empat orang. Pada
masa itu laki-laki secara umum, ada yang tertarik terhadap budak maupun pelayan,
karena mereka cukup terkenal dalam istana. seperti budak-budak wanita persia,
Turki, khurasiniyah, dll. Seperti Al-Rasyid dan ayahnya Al-Mahdi, mereka adalah
contoh khalifah yang telah menikahi budak. Saat itu tingkatan strata budak
paling tinggi yaitu budak dari Turki, persia dan budak-budak dari barat yang
berkulit putih, mereka budak-budak yang mampu menggabungkan kecantikan dan
keindahan suara mereka, sehingga sangat banyak yang tertarik dan ingin membayar
mereka dengan biaya mahal, mereka bahkan lebih mahal dari budak-budak lainnya,
sedangkan starta paling rendah dalam istana adalah budak-budak zanj yaitu
budak-budak yang datang dari afrika, mereka dikenal berkulit hitam atau yang
saat sekarang dikenal dengan Negro.
Sedangkan "Pelayan"
merupakan istilah lain yang menarik di bahas ketika masa Abbasiyah. pelayan di
masa abbasyiah sangat menarik untuk diperhatikan, seperti yang dijelaskan
sebelumnya, awal mula munculnya istilah pelayan adalah sejak adanya seruan luas
dari bani abbasiyah untuk pembebasan budak, setelah itu muncullah pekerjaan
sebagai pelayan setelah mereka dilepaskan dari perbudakan. Jadi pelayan disini
adalah mereka yang kebanyakan dibebaskan dari budak kemudian menjadi seorang
pelayan, mereka berkerja didalam istana dan menerima layanan apapun dari
khalifah masa Abbasiyah. Kebanyakan pelayan di masa abbasiyah yaitu dari kaum
wanita, seperti pada pembahasan sebelumnya wanita di zaman abbasiyah adalah
orang-orang yang memiliki kecantikan yang lebih, mereka memiliki nilai lebih di
mata khalifah dan kebanyakan orang-orang lainnya. Selain sebagai pelayan mereka
yang memiliki suara yang bagus akan dibayar sebagai penyanyi, mereka akan
menyanyi didepan khalifah dan dibayar dengan biaya yang besar, selain itu
mereka akan dipekerjakan untuk mengajar anak-anak khalifah yang belajar
menyanyi. Adapun pelayan-pelayan ini datang dari berbagai negara di dunia
seperti datangnya para budak. Mereka yang memiliki paras yang cantik dan
sempurna akan memiliki nilai lebih di mata khalifah dan masyarakat secara umum,
mereka akan di bayar lebih dan dari situlah mereka memperoleh banyak uang. Jadi
Istilah Budak seiring berkembangnya Zaman mulai berubah, diawali ketika adanya
Islam masa Abbasiyah yang sediki demi sedikit mulai dihilangkan dan diganti
derajatnya, dari seorang budak menjadi seorang pelayan, guru, bahkan Khalifah.
Dengan hal ini dapat dilihat seberapa besar peranan Islam dalam merubah dan
menghilangkan perbudakan pada masa jahiliyyah.
Sumber
Rujukan: Dhaif, Syauqi. tt. Tarikh Al Adab Al ‘Araby: Al ‘Ashr Al ‘Abbasiy Al
Awwal. Kairo: Darul Ma’arif.
0 komentar:
Posting Komentar