Oleh: Siti Fathimatuz Zahro'
Terseok kaki lusuh ku ketika tampak
bangunan putih gading seberang jalan
Bangunan baru syarat sejarah
Disana lah awal mula kata
'mahasiswa' menjadi 'santri'
Pagar hitam menganga menyambut
sebuah kedatangan
'ada apa gerangan?' saat kau sebut
kami untuk memenuhi undangan
Salam ku menyeruak sepi
Derap langkah tergesa menyesak daun
pintu
Sebentar lagi obrolan akan bertemu
Remangan lampu dalam berpendar
klasik
Seolah mengisyaratkan bahwa obrolan
ini akan berlangsung lama
Kau tak pernah tersenyum menyambut
kami
Sekedar melirik pun tidak
Namun........
Rekahan tertawa renyah
Lambaian tangan terbuka
Serta tatapan berbinar yang
menyambut langkah pertama kami saat menginjak ubin istana mu
Ku ulaskan segala keluh kesah
Ku gantungkan semua kebimbangan
Ku usaikan dengan berbagai
pertanyaan
namun apa?
Kau sambut semua itu dengan tawa
Seolah itu adalah hal yang biasa
Lisan mu tak pernah menuntut kami
Susunan kosa kata syarat makna
selalu Membuat kami berpikir sekian kali
Menerjemahkan apa yang ingin kau
sampaikan
Tidak mu seolah mengizinkan
Namun hati mu berat untuk membuka
tangan
Lambaian tangan mu selalu terbuka
Mempersilahkan apa yang menjadi
keinginan untuk tetap diwujudkan
Maaf jika selimut shubuh lebih
hangat
Ranjang tak berkaki membuat kami tak
kuasa berdiri
Lantunan Qunut tak membuat kami
seolah tertuntut
Sejatinya itu murni karena
Qiyamullail yang terlewat lama
Atau kami yang selalu haus
petuah-petuah dari mu
0 komentar:
Posting Komentar