Oleh: M. Rizal Haqqul Y.
Ada yang tahu istilah guru alif?, bagi sebagian kita mungkin
istilah ini terdengar agak asing. Saya sendiri tahu istilah tersebut juga masih
baru-baru, saat ngobrol bareng teman.
Dalam obrolan itu saya bertanya “siapa orang yang paling berpengaruh dalam
hidupmu?”
“guruku, guru alif”, jawabnya, kurang lebih seperti itu.
Obrolan tersebut berlanjut, saya menjadi penasaran siapa
sebenarnya guru alif itu?, mengapa sampai-sampai ia begitu menghormatinya. Ia
menjelaskan bahwa guru alif itu adalah guru ngaji, istilah itu biasa di
sematkan kepada guru baca Al-Qur’an di daerahnya, mungkin di sini kita sebut
sebagai guru TPQ. Selanjutnya, mengapa menggunakan istilah guru alif?, ia
menuturkan lagi bahwa didaerahnya menggunakan istilah itu untuk menyebut guru
yang pertama kali mengenalkan huruf hijaiyah, terutama huruf pertama yakni alif (ا) dalam hijaiyah.
Kebetulan teman saya berasal dari Madura, yang memang
dari beberapa literatur istilah ini dipakai di sana. Obrolan tersebut berlanjut
dengan cerita-cerita tentang bagaimana ia begitu mengidolakan guru alifnya.
Al-Qur’an adalah mujizat terbesar nabi Muhammad SAW,
dalam Surah Al-Hijr ayat 9 yang artinya “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami
benar-benar memeliharanya”. Sehingga Al-Qur’an akan terus terjaga dalam hati
setiap penjaganya hingga akhir zaman, penjaga disini bukan hanya para
penghafal tetapi juga para pengajarnya termasuk guru alif.
Nah sampai sini, apakah ada isilah lain untuk menyebut
guru-guru yang pertama kali mengenalkan huruf hijaiyah kepada kita.?
Selanjutnya, masih ingatkah kita siapa guru alif kita
masing-masing.?
Saya sendiri juga sadar tentang bagaimana sangat berjasa para
guru-guru kita, terutama guru yang pertama kali mengajarkan baca tulis
Al-Quran. Dari sini bukan saya menyampingkan guru-guru kita yang lain, tidak ada
niat seperti itu. Tapi, seiring bertumbuh dewasa seringnya kita sudah terlalu
lupa dengan guru masa kecil, bahwa yang bisa kita pahami sampai sekarang itu
tidak jauh terlepas dari jasa beliau-beliau. Coba sekarang kita pikir,
bagaimana bisa kita lancar baca kitab atau Al-Qura’an tanpa kita dulunya fasih
dulu melafalkan setiap huruf-huruf hijaiyah.
Mari sejenak mengingat
guru alif kita masing-masing,
Dalam satu riwayat
Sayyidina Ali bin Abu Thalib berkata “Aku adalah budak bagi orang yang mengajariku
walau hanya satu huruf saja”. Ungkapan ini sangat dalam sekali maknanya,
sekarang coba kita bayangkan jika setiap ilmu di hargai dengan uang, seberapa
banyak uang yang harus kita keluarkan untuk membayar pengetahuan kita tentang
satu huruf saja. Bukan apa-apa, tetapi bagaimana mungkin kita tidak memuliakan
ilmu yang dengannya kita bisa mendapat yang terbaik, menjadi yang kita inginkan
dsb. Apalagi terhadap orang yang mengajarkannya.
Kalau ada ucapan selamat
hari guru ataupun selamat hari pahlawan, apakah sadar bahwa setiap guru alif
kita dulu juga pahlawan, Mengajarkannya dengan kesabaran, demi supaya kita paham walaupun tidak ada
bayaran atau balasan yang sepadan.
Dari beliau kita tahu pentingnya belajar agama, walaupun dari beliau hanya
alif yang kita pahami, tapi misalkan ilmu itu seperti uang, satu juta kalau
tidak ada angka satunya maka hanya nol saja isinya.
Dalam satu riwayat
dikatakan bahwa membaca satu huruf saja dalam Al-Qur’an bernilai satu kebaikan,
dan dari satu kebaikan tersebut akan berlipat menjadi sepuluh kebaikan. Itu
bagi kita yang membacanya, bagaimana bagi para guru alif yang mengajari kita?,
semoga kita selalu ingat setiap jasa guru-guru dengan mendoakannya di setiap
sholat kita .
0 komentar:
Posting Komentar