Oleh: Siti Laila ‘Ainur Rohmah
Allah tidak pernah mencabut sesuatu dari manusia, kecuali Dia
menggantinya dengan yang lebih baik. Tetapi itu terjadi apabila manusia
bersabar dan tetap ridha dengan segala ketetapan-Nya. Sebagaimana dalam suatu
riwayat hadits telah dijelaskan bahwa,
“Barangsiapa kuambil kekasihnya (matanya) tetap bersabar, maka aku
akan mengganti kedua (mata)nya itu
dengan surga.” , dan Barangsiapa Kuambil
orang yang dicintainya di dunia tetap mengharapkan ridha(Ku), niscaya Aku akan
menggantinya dengan surga.”
Yakni barangsiapa kehilangan anaknya tetap berusaha untuk bersabar ,
maka di alam keabadian kelak akan dibangunkan untuknya sebuah Baitul Hamd
(Istana Pujaan).Maka, jika ada musibah yang menimpa diri janganlah terlalu
bersedih sebab segala sesuatu yang terjadi merupakan kehendak-Nya dzat yang
memilki surga, balasan, pengganti, dan ganjaran yang besar.
Sebagai manusia yang di beri kelebihan akal untuk berfikir,
sepatutnya dalam menghadapi sebuah cobaan dan ujian dapat direnungkan serta
mengambil hikmah yang tersirat didalamnya. Sebagaimana disebutkan di awal bahwa
di balik cobaan dan ujian yang menimpa diri seseorang yakinlah jika kelak akan
diganti oleh Allah SWT sesuatu yang
berujung kebaikan pada dirinya. Dengan begitu, kita termasuk golongan
orang-orang yang diberi petunjuk seperti yang disebutkan dalam firman Allah SWT,
اُولٰۤىِٕكَ
عَلَيْهِمْ صَلَوٰتٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ
الْمُهْتَدُوْنَ
Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempuma dan rahmat dari
Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.(QS.Al-Baqarah:157)
Para waliyullah yang pernah ditimpa musibah, ujian dan cobaan akan
mendapatkan penghormatan yang agung di surga Firdaus. Itu tersirat dalam firman-Nya,
سَلٰمٌ
عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِۗ
Selamat atasmu karena kesabaranmu. Maka, alangkah baiknya tempat
kesudahan itu. (QS. Ar-Ra’d:24)
Ayat di atas sebagai ucapan selamat bagi orang-orang yang mendapat
musibah sekaligus sebuah kabar gembira bagi orang-orang yang mendapat bencana. Dari
sini dapat diketahui bahwa betapa indahnya balasan bagi orang-orang yang mau
bersabar dalam menghadapi suatu musibah. Bersabar, kemudian berusaha meperbaiki
keadaan serta diiringi dengan tawakkal kepada-Nya adalah sebaik-baik hal yang dapat
dilakukan seorang hamba.
Umur dunia ini sangat singkat dan gudang kenikmatannya pun sangat
terbatas. Adapun akhirat lebih baik dan kekal. Sehingga barangsiapa di dunia
mendapat musibah ia akan mendapat kesenangan di akhirat kelak, dan barangsiapa
hidup sengsara di dunia akan hidup bahagia di akhirat. Lain halnya dengan mereka
yang memang lebih mencintai dunia, hanya mendambakan kenikmatan dunia saja dan
lebih senang pada keindahannya.
Orang-orang yang termasuk dalam kategori di atas, hati mereka akan
selalu gundah gulana, cemas tidak mendapatkan kenikmatan dunia dan takut tidak
nyaman hidupnya di dunia. Mereka ini hanya menginginkan kenikmatan dunia saja,
sehingga mereka selalu memandang musibah maupun setiap cobaan sebagai petaka
besar yang mematikan. Selain itu, mereka juga akan memandang setiap cobaan
sebagai sesuatu yang gelap gulita selamanya. Hal ini karena mereka selalu
memandang ke arah bawah telapak kakinya dan hanya mengagungkan dunia yang sangat
fana dan tak berharga ini.
Wahai orang-orang yang tertimpa musibah, sesungguhnya tidak ada
sesuatu pun yang hilang dari kalian. Kalian justru beruntung, karena Allah
selalu menurunkan sesuatu kepada para hambanya dengan “surat ketetapan” yang di
sela-sela huruf kalimatnya terdapat suatu kelembutan, empati, pahala, ada
balasan, dan juga pilihan. Maka dari itu, siapa saja yang tertimpa musibah
hebat, ia harus menghadapinya dengan sabar, mata yang jernih dan pola pikir
yang panjang. Dengan begitu, ia akan menyaksikan manisnya buah dari musibah,
sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya
فَضُرِبَ
بَيْنَهُمْ بِسُوْرٍ لَّهُ بَابٌۗ بَاطِنُهُ فِيْهِ الرَّحْمَةُ وَظَاهِرُهُ مِنْ قِبَلِهِ
الْعَذَابُۗ....
Lalu, diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di
sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa. (QS. Al-Hadid:13)
Dan sesungguhnya apa yang ada di sisi Allah itu lebih baik, lebih abadi, lebih utama, dan lebih mulia. Waallahu a’lamu bisshowab.
Sumber: 'Aidh al-Qarni, "La Tahzan Jangan bersedih!"
(Jakarta:Qisthi Press,2004), hlm.24-25.
0 komentar:
Posting Komentar