Oleh : Siti Khoirun Niswah
Setelah lulus kuliah apa yang harus dilakukan? pasti selalu
terbenak di hati para mahasiswa semester akhir. Iya nggak? Sebelumnya saya
pernah mengungkapkan hal serupa lewat tulisan tentang perempuan berpendidikan
tinggi akan susah mencari suami. Lalu mana yang akan didahulukan, menikah dulu
setelah lulus, ataukah melanjutkan kuliah setelah lulus? Pasti bertanya-tanya
pada diri sendiri bukan? Kalau ditanya nikah dulu, atau kuliah lagi, jawabannya
sederhana, kalau versi saya, apa yang ada di depan mata, maka itu yang saya
jalani. Hehe
Membicarakan jalan hidup terkadang tidak ada habisnya, setiap hari
selalu ada dan bahkan bertambah. Seolah semua serba misterius. Dianggap
misterius karena kehidupan sudah ada yang mengatur, hanya manusia yang perlu
menyadari bagaimana cara bersikap. Jalan hidup manusia memang berbeda-beda. Ada
yang setelah lulus mendapat pekerjaan yang layak, ada juga setelah lulus langsung
menikah, selain itu ada juga yang dimudahkan dalam melanjutkan kuliah lagi.
Tak sedikit para mahasiswi yang merasakan keresahan tentang dua hal
yang harus dijalani. Sebenarnya sederhana saja, menurut versi penulis untuk
menentukan dua hal tersebut. Pertama, kesempatan, dalam setiap kesempatan
tentunya juga harus diiringi dengan niat yang baik. Dalam hal ini harus
diiringi dengan tetap meminta petunjuk kepada Sang Pencipta. Banyak yang bilang
kesempatan tidak datang dua kali. Tetapi menurut penulis, kesempatan selalu
datang kepada seseorang yang mau berusaha dan berdoa. Semisal, keinginan
setelah lulus kuliah adalah menikah. Namun kenyataannya belum ada calon yang
pasti untuk dijadikan pendamping. Berarti hal itu ada kesempatan untuk mencari
hal lain yang perlu dikerjakan. Misalnya melanjutkan kuliah lagi atau bekerja
dalam bidang yang diinginkan. Dalam hal ini, manusia selalu diuji dalam hal
memahami letak kesempatan, atau mungkin sebaliknya. Berjuang ingin melanjutkan
kuliah, namun jodoh sudah di depan mata, berarti itu kesempatan yang Tuhan
berikan kepada manusia yang mungkin ada yang direncanakan oleh-Nya.
Kedua, melihat kemampuan. Hal lain yang
tak kalah pentingnya ialah soal kemampuan. Kemampuan diri menjadi renungan
tersendiri bagi seseorang. Terkadang urusan menikah dengan urusan melanjutkan study,
berhubungan dengan konsekuensi yang akan diterima oleh seseorang. Setelah
menikah apa konsekuensinya, dan setelah kuliah apa konsekuensinya? Dalam hal
ini, penulis setuju jika harus mempertimbangkan kemampuan. Karena masyarakat
pasti akan menilai seseorang dari tingkat pendidikan yang ditempuh. Menikah pun
juga keputusan besar yang harus dipertimbangkan dan dipertanggung jawabkan.
Karena setelah menikah pasti kehidupan berbeda dari sebelumnya. Tetapi dalam
hal ini, sebagai umat muslim, tetap yang pertama adalah memohon pertolongan
kepada Allah untuk dapat ditunjukkan jalan kebaikan dengan cara istikhoroh.
Ketiga, keinginan. Jika kesempatan sudah
ada, kemampuan juga sudah matang, maka yang terakhir adalah keinginan.
Keinginan bertanda hati seseorang telah cukup mantap untuk mengambil keputusan,
entah akan menikah ataukah melanjutkan belajar. Jangan sampai menikah ataupun
melanjutkan study hanya karena mengikuti teman. Karena teman banyak yang
sudah menikah, akhirnya menginginkan untuk menikah padahal dalam hati masih
menginginkan untuk melanjutkan kuliah. Atau sebaliknya, sudah ada yang melamar,
namun karena ingin mendapatkan pujian karena berpendidikan tinggi akan lebih
dihargai, maka memilih kuliah walaupun sudah ada calon padangan hidup yang siap
mendampingi di pelaminan. Sederhana, tapi butuh perenungan. Selain melakukan
hal-hal tersebut, tak kalah pentingnya adalah selalu mendekatkan diri kepada
Tuhan. Sebab setiap hal yang kita jalani, skenarionya adalah Tuhan, Allah sang
Maha Penguasa.
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
0 komentar:
Posting Komentar