Oleh Ahmad Zahrowii Danyal Abu Barzah
Hari
itu dengan tatapan tertegun pada riuh kabar yang perih
Menguak
misteri bersama deras air mata yang pedih
Bertumpuk
guratan yang tak kuat lagi merintih
Berbagai
alur ditempuh dengan beribu pandang bulu
Namun
kian tumbuh pribadi dengan senyum kalbu
Lalu
daripada itu
Apakah
kita lalu merumpun mengumbarkan sendu?
Tidak
bukan begitu
Justru
dengan demikian kita bisa belajar dari masa lalu
Ya.
Belajar
menerima
Belajar
untuk tabah
Belajar
tuk tidak gegabah
Hari
ini kisah itu bagai kertas yang telah penuh diisi
Berbagai
diksi mewarnai kehidupan insan semakin rapi
Tuk
menyelaraskan hati yang bermulut kan emosi
Bukan
hanya kita
Aku
terutama
Kuingat
baik-baik apa yang baru saja menimpa
Kupendam
lirih-lirih maksud yang baru saja tertimba
Hingga
kita belajar
Sejauh
mana impian hingga terkapar
Sehebat
apa tekad hingga tercemar
Sesakit
apa jiwa hingga terbakar
Maka...
Akankah
dilantunkan dengan rasa
Ataukah
malah menabur derita
Apalagi
menampakkan pada resa(h)
Sekian
dan terima kasih kepada pemirsa
Inilah
kisah pra-pujangga
Malang,
22 Februari 2021
Keren mas danyal
BalasHapus