Oleh: Mutiara Rizqy Amalia
Akankah menghilang dari muka bumi
Tanpa bekas jejak alas sedikit pun yang mengecap
Lalu pergi meninggalkan tanah tandus yang bermandikan pasir
Berhenti sejenak bersandar di bawah pohon kurma
Mengecup air yang keluar dari tanah kering di sumur
Menghela nafas
Lantas menatap kelapangan langit yang begitu luas
Menggapainya dalam bayangan tangan yang terpantul dari terik surya
Menyengat tanpa permisi dan sopan santun
Kulit terbakar menghitam begitu saja
Bermandikan keringat yang tak mengenal secarik kain
Lari meninggalkan tempat pengistirahatan
Menyusur air dalam kering tandus
Yahhh...
Tetiba malam menjemput dengan suka cita
Purnama sudah jatuh di kelopak mata
Sinarnya menenangkan
Jatuh tersungkur lalu terlentang
Memandang ribuan bintang yang sedang bercakap
Sunyi senyap hening sepi
Hanya berteman dengan udara yang hangat
Berpangku teduh sambil menyangga keridhoan
Saling menerbangkan asa yang tak terlihat di antariksa
Jika ingin leluasa seluas samudera
Menyelam dan tenggelam di buih lautan karang terdalam adalah hal
yang elok
Namun kehidupan yang serawung dengan akal lebih baik
Dengan akal menjadi pribadi yang berpikir
Merenung mengagumi keindahan ciptaan yang tak bisa teruraikan
dengan banyak kata
Yang menjadi hayawan natiq
Yakni manusia, hewan yang berpikir
0 komentar:
Posting Komentar