Oleh: Nety Novita Hariyani
Berderai air tertahan di pelupuk mata
Seketika mengaburkan pandangan
Kucoba menjernihkan
Kini genangan yang bersisa
Ragaku layaknya manusia umumnya
Tumbang tatkala badai menerpa
Perihal bungkam sang pemenang
Meski batin tercabik berulang
Jika dihadapkan dua pilihan
Tak kupilih satupun
Apalagi sampai harus mengorbankan
Cukup jalani apa adanya perasaan
Di penghujung jumpa
Kuharap seberkas cahaya menyapa
Melalui retina yang memproses sinarnya
Hingga kudapati raga menunggu di ujung sana
Biarlah ini menjadi ilusi
Bagi raga yang kerap lupa diri
Menempatkan jiwa pada kesunyian abadi
Padahal ada zat yang maha mengawasi
0 komentar:
Posting Komentar