![]() |
Oleh : Mutiara Rizqy Amalia |
Manusia hadir di dalam dunia untuk
menjadi abdun, hamba yang berkhidmat terhadap sang pencipta. Sesuai dalam surat Adz-Dzariyat ayat 56 :
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا
لِيَعْبُدُون
Dan aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Namun lebih dari itu, Allah sudah
memberikan waktu sedemikian rupa untuk digunakan manusia dengan sebaik-baiknya.
Dan ibadah tidak sebatas mengabdi kepada Allah dalam artian shalat, berdzikir,
puasa, haji, umrah dan lain sebagainya.
Dalam aspek kehidupan yang lain
juga ada dua mama bentuk ibadah, yakni ibadah mahdah dan ghairu
mahdah. Ibadah mahdah ini salah satu wujud penghambaan yang telah
disyariatkan, dan tidak boleh dilaksanakan sesuka hati, seperti wudhu, tayamum,
puasa, dan lain-lain. Sedangkan ibadah ghairu mahdah ini adalah salah
satu bentuk penghambaan yang dilakukan dengan cara berbuat baik dalam hubungan
kepada sesama manusia namun tidak menyalahi aturan Allah.
Ada salah satu cerita dari Syekh al-Buty. Suatu hari,
Syekh al-Buty menilik sahabatnya pasca operasi. Bukannya gembira karena
kedatangan beliau, sahabatnya berkata "untuk apa kau mengunjungiku? Aku
sangat menyayangkan kedatanganmu, waktumu terbuang sia-sia, padahal seharusnya
waktumu dipergunakan untuk umat"
Lantas Syekh al-Buty tersenyum sambil membalas,
"Di dalam kehidupan kita ada dua macam amalan,
amalan lahir dan amalan batin. Seluruh kegiatan pengajian, mengajar, seminar,
atau buku yang telah aku karang, semuanya adalah bentuk amalan lahir. Sedangkan
amalan batin itu seperti menjenguk orang sakit, dan amalan batin ini adalah
rahasia kesuksesan, keberkahan, dan kemanfaatan amalan lahir.
Di lain waktu saya merasa tenggelam dengan tulisan
saya, dan merasa ada yang kurang. Sepertinya saya harus melakukan amalan batin,
meletakkan buku-buku, pena dan kertas kemudian berangkat mengunjungi
orang-orang shalih. Jika saya tidak melakukannya, pasti hati ini menjadi keras
dan buntu, sehingga nantinya akan mempengaruhi pikiran. Lalu karya yang saya
hasilkan menjadi kering, kaku, dan tidak ada manfaatnya."
Itulah mengapa Syekh al-Buty memiliki untaian penuh
hikmah yang dapat diterima oleh berbagai kalangan. Isi pengajian beliau selalu
dihadiri oleh orang awam hingga terpelajar.
Dalam hal ini bisa kita tarik kesimpulan, bahwa
ibadah tidak sebatas tuhan dengan manusia, tapi juga antara sesama manusia.
Jika dalam majlis ilmu kita niatkan untuk bertemu dengan orang-orang shalih,
untuk mendapatkan pahala dalam ibadah gairu mahdah, di sana kita juga dapat
memperoleh pahala ibadah mahdah karena dengan berkumpulnya dengan orang shalil
juga mengingatkan kita untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah.
Referensi:
https://tafsirweb.com/9952-quran-surat-az-zariyat-ayat-56.html
https://ponpes.alhasanah.sch.id/pengetahuan/ibadah-mahdhah-dan-muamalah/
0 komentar:
Posting Komentar