Oleh: Ilman Mahbubillah
Mari merayakan luka
Engkau menari dengan pedih yang kau rasa
Dan aku mabuk bersama anggur nestapa
Mari merayakan luka
Agar ia tak lagi perih dirasa
Agar esok kita tak perlu bersedih atasnya
Biar..
Biarlah luka yang membasuh remuknya harap kita
Agar luruh juga sekalian penat; sudah
Biar..
Simfoni pilu menangkap segala bahagia yang sangat ingin didengarkan
Agar tak ada celah untuk sekedar berkhayal pada hingar kehidupan
Derita, luka, lara, apapun namanya
Kini, hanya jadi sekedar pembaringan
Bagi jiwa kita yang ditakdir tertinggal tak berdampingan
Bagi mereka
Adalah wujud dari merebut derita Adam dan Hawa
Yang kehilangan hak istimewa atas surga
Sepanjang pandangmu; hanya langit mendung yang tertampak
Sepanjang pandangku; terlihat berjuta derita yang tak berjarak
Sepanjang kita; bukannya menemui naungan hujan tapi selalu bertemu arak
Maka aku ajakmu menikmati kesakitan yang nanti mungkin berkesudahan
Bercengkrama dengan tangis yang tak tertahankan
Kemudian berdamai dengan pahit pilunya kenyataan
Dia; langit, hidup ini hanya engkau yang menyiapkan
Bahkan semua yang tertata rapi pada meja harapan
Yang kini, tinggal tersisa tulang belulang kekecewaan
Souce image: Bintuhmed on Instagram
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
0 komentar:
Posting Komentar