sumber : instagrambintuhmed.
Oleh Ilman Mahbubillah
Sayang, aku
mencintaimu;
Dengan ejaan
yang terbata-bata
Dengam mulut
yang lupa akan kata-kata
Dengan hati
yang lebam dengan duka-luka
Dengan pikir yang
terbuka sebab cinta
Sayang, aku
mencintaimu;
Semerbak wangi sejauh
harum tubuhmu pergi
Masih bisa ku
menjangkaunya, tapi lari!
Sejarak tak
kasat mata jasadmu entah esok hari
Ingin diri tuk
menggapainya, lagi
Aku
mencintaimu; Sayang,
Dengan
kerumitan yang kunikmati sendiri
Dengan manis
yang kukecup sendiri
Dengan
seduh-sedan yang kuteguk sendiri
Dengan ucapan
para insan yang sering tak tahu diri
Aku
mencintaimu; Sayang,
Resiko kecewa
yang menjulang ancala
Upah rupa bahagia
seluas kelor depan rumah
Tabah menghela kalbu
sehampar semesta
Pupuk ikhlas ditabur
mentari pada lautan adiwangsa
Sederhananya, aku
ingin menamaimu puisi;
Pada baris
pertama kutulis indah cantikmu
Pada baris
kedua kuterka eloknya harapku
Pada baris
ketiga ku-hardik keegoisan cintaku
Pada baris
keempat pun sempurna setelah ucap penolakanmu
Hingga pada sajak
yang menghiasi puisi ini;
Kamu tetap langit
bagi bibir yang rancu dan tak padu ini
Mencoba kumengerti
tanpa banyak hipotesa dan analogi
Damaipun tak
kuasa pahami praduga serta firasat yang kian menyakiti diri
Merealisasi
rasa sejenak sebelum ia mati, dan kau pun pergi.
Malang, 14 November 2020
|
0 komentar:
Posting Komentar