![]() |
http://pixabay.com/ |
Oleh Ahmad Zahrowii Danyal Abu Barzah
Sayup – sayur terdengar
Samar – samar menghilang
Perlahan sirna dibalik gelapnya malam
Tanpa jejak suara parau
Hawa rembulan membuatku tercengang
Pada rintihan tanpa rupa
Yang berisik pelan bagai lembut alunan
Namun menyibak rangsang yang tersadar
Langkahku bagai angin dingin
Menuai gulita malam yang semakin mencengkam
Tanpa teman tanpa peralatan
Hanya diselimuti setelan piyama
Malam semakin ramai
Akan keributan desir-desir penghuninya
Entah dari mana, dari apa, dan bagaimana
Besahut-sahutan bagai bercengkerama
Rembulan semakin gagah saja berpendar
Tak hiraukan daku
Yang tersiksa haluan tak bertuan
Hingga membahana terngiang dalam lamunan
Kepalku gemetar, mataku pun senyap
Hingga betisku seakan beku akan malam
Bisu mengungkapkan pertanda
Mengigil tak kuat dengan pesonanya
Dengan seadanya aku bangkit
Menerobos rintihan
Yang terus-menerus meneriaki jiwa
Mengalahkan hasrat tuk mencinta
Aku bisa, aku sanggup
Menebas candu yang tanpa perantara
Berpegangan pada kalam
Yang dapat menyita angkasa malam
Malang, 17 November 2020
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
0 komentar:
Posting Komentar