Kala itu, Hari berjalan mulus tanpa ada hambatan
Memulai pagi dengan senyuman tanpa beban
Namun, tiba-tiba badai menerpa tanpa pertanda
Meluluhlantakkan segala harap hingga tak tersisa
Jujur saja, menurut akal belum mampu kuterima
Riuh di kepala menanti datangnya sebuah jeda
Akibat peliknya polemik nalar dan nurani
Batin tersiksa mental terluka emosi merajai
Meski berbagai persoalan singgah silih berganti
Berharap bibir mampu mengulum senyum abadi
Menghilangkan sedih yang tak sudah-sudah
Setidaknya ada riang ramah dibalik amarah
Perihal patah harapan yang sempat membuat jatuh
Bahkan ketika mata tertutup mampu megundang runtuh
Menjadi seluruh dan perlahan bangkit setelah rapuh
Meski sedikit hajat dalam penting yang bertumbuh
0 komentar:
Posting Komentar