Oleh: Ira Safira Haerullah
Memilih dan diterima sebagai mahasiswi jurusan bahasa Arab
adalah hal tidak pernah diimpikan sejak dulu. Bagaimana tidak, jurusan bahasa
Arab selalu identik dengan mahasiswanya yang kental dengan agama, senang
jamaah, baik tata krama, juga masih banyak hal – hal positif lainnya yang
disandarkan kepada mahasiswa bahasa Arab. Dan hal tersebut masih belum melekat
pada diri saya waktu itu. Tidak heran jika masyarakat berpandangan demikian karena bahasa Arab
merupakan bagian yang tidak terlepas dari agama Islam. Dikarenakan hal tersebut
banyak yang takut, ragu bahkan benci untuk masuk jurusan bahasa Arab atau
belajar bahasa Arab. Sebab, beranggapan bahwa bahasa Arab adalah sesuatu rumit,
jemu dan banyak takut dipandang sebagai ahli agama. Nyatanya mempelajari bahasa
Arab bukan sesuatu hal yang rumit dan menjemukan, perihal takut dipandang
sebagai ahli agama adalah hal yang berlebihan karena mempelajari bahasa Arab
tidak melulu tentang agama.
Menurut riset Prof Soedarno dalam
tulisan Muhbib Abdul Wahab
dosen Bahasa Arab FITK UIN Jakarta yang
tercantum dalam www.republika.com menyatakan bahwa konteks kebangsaan dan keummatan,
Indonesia merasa “berutang budi” kepada bahasa Arab karena tak kurang dari 13
persen kosakata bahasa Indonesia itu diadaptasi (dipinjam dan diserap) dari
bahasa Arab. Tak hanya dalam bidang keagamaan, juga dalam budaya, ekonomi
syariah.bidang sosial, politik, dan hukum. Bahasa Arab juga merupakan bahasa
internasional urutan ke enam setelah bahasa Inggris Mandarin, Spanyol, ,
Rusia, Prancis dan menjadi bahasa resmi di berbagai Negara. Faktanya beberapa
orang yang saya temui dilingkungan saya belum mengatahui bahwa bahasa Arab
termasuk dalam bahasa internasional dan beranggapan bahwa bahasa Arab hanya bahasa umat beragama
Islam. Dalam hati saya berkata keras; Anda sangat kurang update!
Tidak bisa disangkal bahwa mahasiswa jurusan
bahasa Arab pun tidak semuanya memilih jurusan bahasa Arab karena murni dari
pilihan hati sendiri, beberapa karena dipaksa orang tua, beberapa karena
bingung dan beberapa merasa tersesat dengan jurusannya sendiri. Saya juga merasakan demikian, ketika pertama kali masuk jurusan
bahasa Arab dan duduk bersama orang – orang yang sudah mahir berbahasa Arab.
Rasa minder dan ingin pindah jurusan sering menghantui saya ketika duduk di
semester awal dunia perkuliahan, merasa tidak pantas, salah jurusan dan
tersesat. Namun saya sering diyakinkan oleh teman saya bahwa saya memang
tersesat tetapi tersesat di jalan yang benar, mendengar kalimat tersebut
membuat saya semakin banyak bersyukur dan semangat dalam mempelajari bahasa
Arab, karena nyatanya banyak yang tersesat di jalan yang salah dan berhenti
untuk melanjutkan perjalanan. Sedangkan saya tersesat dan masih terus berjalan hanya bermodalkan
semangat dan cinta mempelajari bahasa Arab. Ya, tersesat di jalan yang benar
karena sejatinya tidak akan pernah merugi seseorang yang belajar bahasa Arab.
Lantas bagaimana caranya untuk menumbuhkan rasa semangat, menghilangkan
rasa bosan, mengubah pandangan bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang mudah untuk
dipelajari juga insecure dalam mempelajari bahasa Arab? Mari kita
bahas..
Berbicara tentang
mempelajari sesuatu hal yang baru tentu terlebih dahulu kita harus menumbuhkan
rasa ingin tau yang tinggi, berdasarkan fakta beberapa narasi menyebutkan bahwa
ketika rasa ingin tahu seseorang semakin tinggi maka dia akan semakin ingin mengenal
dan tahu, dan ketika dia semakin tahu maka tidak menutup kemungkinan untuk dia
mencinta. Ya, bekal pertama untuk menumbuhkan rasa semangat mencari tahu adalah
cinta. Alangkah baiknya jika rasa cinta kepada bahasa Arab ditumbuhkan dalam
diri sendiri baru memepelajarinya lebih dalam.
Rasa bosan
mempelajari bahasa Arab tentu akan nada jika gaya belajar atau metode belajar
kita yang tidak ada perubahan, cobalah untuk menonton film berbahasa atau
mendengarkan musik berbahasa Arab agar tidak bosan. Dan susunan kata dalam
bahasa Arab umumnya hanya terdiri dari tiga huruf sehingga lebih mudah untuk
diucapkan dan dipahami dibandingkan bahasa lain yang kita perlukan hanyalah
mengubah pandangan kita bahwa bahasa Arab adalah bahasa yan mudah untuk
dipelajari dan dipahami. Untuk kalian
yang merasa insecure karena mempelajari bahasa Arab atau karena memilih
bahasa Arab tentu itu adalah hal bahlul karena bagaimana bisa kalian
merasa insecure mempelajari bahasa yang digunakan baginda tercinta kita
Nabi Muhammad Saw sejak dahulu kala dan sekarang menjadi bahasa yan diakui
seluruh negara.
Jadi, untuk kalian yang merasa tidak bisa mempelajari bahasa Arab, beranggapan bahwa bahasa Arab itu sulit
dan merasa tersesat. Tenang, kalian tersesat di jalan yang benar atau kalian
hanya tersesat dengan pemikiran kalian sendiri yang beranggapan bahwa
mempelajari bahasa Arab adalah hal yang sulit. Tetap semangat membumikan bahasa
Arab, tahiyyah arobiyah!
Ira Safira Haerullah, sering disapa dengan sapaan “ira”
atau “Fira” terlahir di Ternate 9Januari 2000. Saat ini sedang merantau dan
menempuh study di kota dingin, Malang tepatnya. Sekarang sedang menjabat
sebagai “santri” di pondok pesantren
berbahasa dan berkarya Darun Nun – Malang. Saat ini sibuk kuliah online di
jurusan Pendidikan Bahasa Arab di Universitas Maulana Malik Ibrahim Malang.
Bisa disapa di instagram dan twitter @irasfira_
0 komentar:
Posting Komentar