Oleh: Neng Sumiyati
Kain yang menjuntai itu tampak indah
Mereka bilang itu sesak
Dirimu hanya acuh untuk patuh
Pada Sang Pencipta bukan pada penggertak
Netramu tajam seolah memanah
Bersamaan dengan dua sudut bibir yang saling merekah
Rona wajahmu nyata di balik purnama
Negasimu pada dunia sudah sempurna
Fatamorgana tentang keindahan erat melekat padamu
Tundukmu pada sang ayah menjadi candu katanya
Meski kerap menangis dalam sepi
Namun visi hidupmu menyala dalam gempita dunia
Diberkati dengan label istimewa itu nyata
Mereka bilang senyumanmu meruntuhkan keputusasaan
Mereka bilang tangisanmu meredam segala kepiluan
Puji syukur untuk dirimu wahai para perempuan
Bunga itu kamu, dia, kita dan kalian para perempuan
Yang mampu melawan nestapa kehidupan
Dengan senyuman andalan
Meski hati diserbu berbagai letupan-letupan
Mereka bilang hatimu seperti kertas kosong
Siapapun memberi sedikit tinta cinta
Hal itu akan terukir sepanjang masa
Narasi biasa namun mampu membuat diri terbang ke angkasa
Maka siapapun jangan hanya memberi asa
Yang tanpa aba-aba menelusup ke dalam jiwa
Kau mengetuk tanpa iba
Dia pergi lantas berkelana
Karena dia bunga
Begitu juga kamu
Yang pandai mengklandestinkan rasa
Namun nyatanya tak bisa
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
0 komentar:
Posting Komentar