Oleh : Daiyatul Choirot
Di buta mentari pagi
Netra ini kebuka secara perlahan
Seakan ada yang sedang merindu
Antara robbku dan jasadmu
Mendekap di keheningan tetesan air embun
Mengiringi kesembapan dan isakan tangis menuju jalur evakuasiku
Itu fenomena yang sudah lumrah kata temanku
Entah petuah apa yang kudengar semalam
Kali ini banyak pinta yang ingin ku terbitkan
Bukannya aku serakah
Apalagi pasrah akan keadaan
Hanya saja dadaku merapat hingga tangis disujudku pecah
Terdengar sesak memang tapi melegakan
Kemudian bergeming dalam lamunan
Lalu mengapa kumenutup mataku ketika ku berdoa dan menangis?
Karena hal-hal paling indah dalam hidup tidak bisa dilihat dari mata tetapi dirasakan oleh hati; kataku
Memaksa Tuhanku mengabulkan semua murod-ku
Dan berharap doa ini melayang ke langit yang ketujuh
Jangan tanya maksudku menyelipkan fatihahku di antara allahumma dan aamiinku
Karena harapan dan keyakinanku masih tertuju padamu
Malang, 10 Oktober 2020
0 komentar:
Posting Komentar