Oleh : Thibbiatul Mirza Amalya
Segelintir orang memandang debu
Arah mata angin berlawanan menatap syahdu
Seolah sejagad menyipitkan mata satu persatu
Naluri memaksa untuk tetap menjadi aku
Teringat pesan bapak kemarin petang
Maknanya singkat namun terdengar panjang
Berbagai tindakan yang aku lakukan ia larang
Tak diizinkannya aku bermain melewati ambang
Sempat tersihir akan bisikan bengis setan
Hingga ingin hati membalaskan dendam tertahan
Lagi-lagi nasehat bapak terus berputaran
Kenapa petuahnya begitu susah dilupakan
Sekuat hati menahan beban angkara
Menegak keras kian menyesakkan dada
Tak apa harus sakit demi membalaskan jasa
Yang hanya bisa dirubah dengan segudang mantra
Daku hanya bisa berharap kau membacanya esok
Daku tak berharap kau akan menyesalinya kelak
Daku hanya ingin kau memandang arah dari tempat yang berbeda
Daku ingin kau tahu seberagam itu alam semesta
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
Keren
BalasHapusPanutan 💛
BalasHapusInspiratif
BalasHapusmenyentuh
BalasHapus