Oleh : Neng Sumiyati
Boleh jasmani kita saat inii berjarak, hingga menunggu padamnya keriuhan covid-i9.Upaya ini juga tak lain untuk membantu para tenaga medis meringankan bebannya.Bosan iya, suntuk iya, tapi gerakan stay at home tidak beraku bagi semua lapisan.Kita tahu masih ada orang-orang yang sangat wajib keluar rumah demi memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari seperti Ojol, Pedangan asongan, Tukang parkir, Warung kecil dan lain sebagainya.
Karena kenyataan tersebut, yang seharusnya membuat hati kita tak berjarak dengan mereka, para pejuang keluarga setiap harinya.Lalu apa yang kita bisa lakukan untuk mereka ? tak lain dan ini sangat penting bagi batin mereka adalah dengan cara mensupportnya, membeli dagangannya atau ikut berperan untuk mempublikasikan dagangannya melalui media sosial, apapun itu dan bagaimana caranya, selama itu baik dan positif lakukan sebanyak-banyaknya.
Lalu apalagi yang bisa kita lakukan? Mengikuti saran dari pemerintah untuk tetap stay at home.Ini memang super membosankan namun jika kita renungi terhadap diri sendiri, apakah kita mau seperti nasibnya para tenanga medis yang tidak bisa pulang ke rumah dan selalu stay at Hospital.Dan mereka juga melakukannya setiap hari, bahkan sebagian dari mereka sendiri wafat karena terinfeksi saat dalam masa pengabdian melawan covid-19.
Kita sama-sama manusia namun posisi kita dengan mereka berbeda, hal yang harus dipertanggungjawabkan juga berbeda.Karena perbedaan tersebut mari kita mensyukurinya, mendukung siapapun yang masih berjuang untuk membantu teman kita yang sudah terinfeksi virus ini.Rendahkanlah egomu untuk keluar rumah hanya sekedar untuk nongkrong. ngopi dan lain sebagainya.
Jasmani kita boleh berjarak, tapi hati kita tak berjarak.Buktikanlah gaungan kita dalam motto memanusiakan manusia.Saatnya berperang untuk melawan ego dengan kenyataan yang sia-sia.Nikmatilah kuliah daring yang semakin hari bersemi dengan tugas-tugasnya.Syukurilah diri yang mana bisa berdekatan dengan keluarga, menjadi guru bagi anak sendiri, menjadikan rumah sebagai ladang surgawi, karena kalo bukan karena ini, tak ada gerakan cuci tangan yang membumi, tak ada gerakan rumah sebagai sekolah saat ini, apalagi gerakan untuk selalu menjaga kesehatan diri.
Malang, 13 April 2020
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
0 komentar:
Posting Komentar