Oleh : Siti Khoirun Niswah
Empat
orang yang selalu dirindukan oleh ketentraman diantaranya adalah sebagai
berikut: yang pertama Orang selalu membaca Al-Quran (Tilawatil Qur’an).
Kata Al-Qur’an secara bahasa arab berasal dari kata قرأ-يقرأ yang artinya membaca.
Sedangkan didalam Al-Qur’an kata “membaca” ada dua kata yaitu قرأ dan تلاوة. kata قرأ mempunyai arti sama
dengan تلاوة akan tetapi juga mempunyai sedikit
perbedaan. قرأ ialah membaca yang merupakan fenomena alam
atau ciptaan Allah. Maksudnya disini, kata tersebut mempunyai unsur menghafal,
mengumpulkan huruf, atau menyatukan kata. Artinya,
kata ini bersifat umum, karna kata
tersebut tidak hanya untuk membaca Al-Qur’an,
namun bisa juga digunakan untuk membaca Koran, novel, buku-buku
lain. Sedangkan kata تلاوة mempunyai makna membaca
yang berhubungan langsung dengan wahyu Allah. Jadi kata tersebut mempunyai
makna membaca yang bersifat spiritual atau aktivitas membaca yang diikuti komitmen
untuk mengamalkannya. Dapat diambil kesimpulan kata تلاوة hanya untuk membaca
Al-Qur’an.
Ada empat macam cara membaca Al-Qur’an :
a.
Tahqiq : Memberikan
masing-masing huruf sebenarnya.
b.
Tartil : Memberikan huruf
sesuai tempatnya dg diiringi dana.
c.
Hard : Mengurangi
masing hak huruf asalkan harus konsisten.
d.
Tilawah : Menambah
masing-masing huruf asalkan konsisten.
Empat macam cara tersebut semuanya boleh dipakai asalkan konsisten,
tidak berubah nada pada surat yang sama. Anjuran untuk membaca Al-Qur’an
ini sangat dirindukan oleh Surga. Surga membuka pintu lebar-lebar bagi orang
yang mau membaca Al-Qur’an. Dalam QS.
Al-Muzammil ayat 4 yang berbunyi ورتل القرأن ترتيلا yang artinya “dan bacalah Al-Quran itu dengan tartil”. Oleh karena itu marilah kita biasakan diri kita untuk membaca Al-Qur’an
secara Tartil. Karna surga merindukan umat yang mau membaca Al-Qur’an.
Kemudian orang yang dirindukan ketentraman yang
kedua adalah
Hifdzil Lisan (
Seseorang yang Mampu Menjaga Lisan). Sebab produk
sesuatu yang haram menjadi sesuatu yang halal hanya karna “lisan”. Contoh, akad
nikah. Seseorang yang akan menikah dengan orang lain harus menggunakan lisannya
untuk mengucap “qobiltu nikaahaha … dst” baru setelah itu semua atas
istrinya menjadi halal bahkan menjadi ibadah. Bahkan sebaliknya, sesuatu yang
haram, bisa menjadi haram. Apa? Contahnya nikah lagi. Seseorang yang sudah
menikah semuanya menjadi halal, jika ucapan “talaq” keluar dari lisan,
maka semua yang halal menjadi haram, karena sudah berarti cerai tidak ada halal
lagi. Begitulah kehebatan lisan, maka kita perlu menjaga lisan kita sebaik
mungkin. Jangan sampai organ yang tak bertulang ini mampu menjadi senjata untuk
membunuh. Mendunuh apa? Membunuh perasaan orang lain, menyakiti dan menyinggung
orang lain. Nabi Muhammad SAW tidak pernah
memanggil istrinya Aisyah dengan sebutan nama. Beliau menyebutnya Humairo.
Itu kenapa? Karna itu panggilan kesayangan nabi Muhammad Saw kepada sang istri.
Peran lisan disini sangat penting, satu kata “yes” dapat memusnahkan suatu
Negara. Contoh, komando Amerika menyetujui adanya pertempuran, hanya kata “Yes”
dari seorang komando, peperangan itu akan terjadi dan hancurlah suatu negara.
Dengan kita selalu berhati-hati dalam ucapan, santun dalam ucapan, insyaAllah
surga selalu merindukan kita. maka dari itu mulai sekarang mari kita jaga lisan
kita, ucapkanlah kata-kata yang baik dan bermanfaat saja. Karna itulah yang
akan menjadikan kita selamat baik di dunia dan diakhirat.
Ada tujuh model penempatan lisan, yaitu:
1)
Qoulan kariima
2)
Qoulan syadidaa
3)
Qoulam ma’ruufa
4)
Qoulam maisuuroo
5)
Qoulam baliighoo
6)
Qoulal layyinatan
7) Qoulan
tsaqiilan
Selanjutnya yang ketiga Orang
yang memberi makan orang lain. Orang
yang memberi makan orang lain merupakan salah satu dari empat orang yang dirindukan ketentraman.
Memberi makan orang lain disini maksudnya adalah orang yang peduli
dengan orang lain
Adapun yang terakhir ialah Orang yang
benar-benar berpuasa di bulan Ramadhan.
Rangkuman pengajian ahad sore : Siti Khoirun Niswah BCT, F3 No. 4
Sukun- Malang
Malang, 9 Maret 2020
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
0 komentar:
Posting Komentar