Oleh: Siti Lila 'Ainur Rahma
Sang Rojo Pandito begitulah julukan Kanjeng Sepuh oleh masyarakat
Sidayu di zamannya. Julukan ini mulai melekat pada diri beliau karena Kanjeng
Sepuh salah satu sosok berpengaruh di Sidayu. Kanjeng Sepuh Sedayu adalah gelar yang diberikan
kepada Raden Adipati Suryodiningrat, putra Sayid Abdur Rohman Sinuwun Mataram
Kartosuro. Gelar tersebut diperoleh saat beliau dinobatkan menjadi bupati
atau adipati ke-8 di Sidayu.
Beliau menjabat sebagai
seorang bupati sekaligus ulama’ di Sidayu. Dari sinilah Kanjeng Sepuh dikenal
sebagai tokoh yang dihormati, sakti mandraguna dan ahli strategi. Perlu
diketahui juga bahwa Sidayu yang kini menjadi salah satu dari jumlah total 18
kecamatan di Kabupaten Gresik, berawal dari sebuah kadipaten yang bernama
“Sedayu”. Oleh karena itu, daerah Sidayu masih terlihat bukti sejarah yang
dulunya sebagai kadipaten.
Pada Malam hari, Kanjeng Sepuh kerap berkeliling di wilayah
kadipaten untuk mengetahui keseharian dan problem yang dihadapi rakyatnya.
Beliau sosok pemimpin yang berani menentang kebijakan Belanda tentang pajak dan
melindungi rakyatnya dari penindasan Belanda. Selain itu, beliau merupakan
satu-satunya tokoh ulama’ yang aktif memperjuangkan agama Islam di penjuru
wilayah Sidayu.
Kanjeng Sepuh sosok ulama’ yang patut diteladani. Dengan dua gelar
yang disandangnya, yakni sebagai seorang bupati (pemimpin) dan ulama’ beliau
mampu menyeimbangkan perannya. Sehingga tak heran jika Kanjeng Sepuh sangat
dicintai masyarakatnya. Beliau sangat perduli dengan nasib rakyatnya terutama
rakyat kecil. Semakin kesini kecintaan itu tak pernah luntur sampai generasi
yang sekarang. Hal ini dibuktikan dengan ramainya peziarah yang datang ke makam
beliau. Bahkan ada satu hari yakni di hari jumat pahing itulah puncak peziarah
berbondong-bondong tuk berdo’a ke makam beliau.
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
0 komentar:
Posting Komentar