Oleh Arfiatul
Aliyah
Harun Ar-Rasyid sang Amirul Mukminin seorang khalifah pada
zaman dinasti Abbasiyah. Nama lengkapnya Ar-Rasyid bin Muhammad al-Mahdi bin
Abdullah Al Manshur bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Al-Abbas bin Abdul
Mutholib, Abu Ja’far. Ar-Rasyid memiliki kulit yang berwarna putih, dengan
postur tubuh tinggi dan besar, serta wajahnya yang tampan dan menawan. Dia juga
memiliki wawasan yang luas tentang ilmu dan sastra, mencintai ilmu dan para
ulama, senantiasa menghindari apa yang telah diharamkan oleh islam, dia sangat
membenci debat mengenai agama, karena menurutnya debat mengenai masalah agama
tidak akan pernah menghasilkan kebaikan, ia juga tidak suka mengeluarkan
kata-kata yang bertentangan dengan nash Al-Qur’an dan Hadits. Ar-Rasyid
juga dikenal sebagai
seorang yang dermawan, dia paling mudah memberi, baik karena kemauan
dirinnya sendiri maupun karena diminta.
Harun Ar-Rasyid lahir di Raiyi, sebuah kota kecil. Pada
tahun 145 H atau 767 M. Ibunya adalah seorang hamba yang bernam Al-Khaizuran
Al-Jurasyiyyah, dan ayahnya adalah Al- Mahdi, khalifah ketiga Abbasiyah yang
memimpin selama kurun waktu 10 tahun. Ar-Rasyid diangkat menjadi khalifah pada masa
pemerintahan Daulah Abbasiyah setelah kematian saudarannyya Musa Al-Hadi pada
tahun 170 H.
Sebagai seorang pengkaji sejarah, Ar-Rasyid sendiri
memandang bahwa pengangkatan dirinnya sebagai seorang khalifah adalah sebagai
contoh keagungan yang telah ditakdirkan untuknya. Hal ini juga diperkuat dengan
pengetahuannya mengenai Islam dan kebangkitannya tampak tidak memungkinkan. Dia
menyerap semua kisah-kisah gurunya yang agung dan kejayaan serta kekuasaan yang
ada dalam genggamannya. Dengan memperhitungkan berbagai hal,
Harun Ar-Rasyid berhasil menduduki singgasana kekhalifahan, dalam sebuah
perpindahan kekuasaan yang relatih tak tak berdarah atau tidak ada pertumpahan
darah.
Bisa dikatakan bahwa puncak kejayaan Daulah Abbasiyyah
yakni pada pemerintahan khalifah Harun Ar-Rasyid dan juga pada masa
pemerintahan putranya yang bernama Al- Makmun. Dalam sejarah islam Tingkat
kemakmuran daulah Abbasiyyah yang tertinggi dan juga puncak kegemilangan
pemerintahan Abbasiyah terwujud pada masa Harun Ar-Rasyid. Pemerintahan pada
kala itu juga bisa menikmati keagungan ilmu pengetahuan.
Berawal dari keinginannya yang ingin mensejahterakan
rakyat, maka apapun yang diminta oleh rakyatnya akan diberikan dengan sukarela
oleh Harun Ar-Rasyid. Dia juga memberikan situasi yang aman untuk rakyatnya
agar leluasa bepergian di seluruh wilayah kerajaannya. Untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat dan negarannya Harun Ar-Rasyid memajukan perkembangan
dalam berebagai bidang seperti ekonomi dan perdagangan juga pertanian dengan
sistem irigasi. Dengan adannya kemajuan dalam bidang- bidang tersebut
menjadikan Baghdad sebagai ibu kota pemerintahan Bani Abbas, sebagai pusat
perdagangan terbesar di dunia.
Di bawah pemerintahan Khalifah Harun Ar-Rasyid, di setiap
ibu kota provinsi di Baghdad diberi kantor pos tersendiri, bahkan kantor pos
yang berpusat di Baghdad pun dilengkapi dengan buku alamat dan peta yang akan
menunjukkan jarak masing-masing kota. Selain itu ratusan rute jalan
dikembangkan untuk menghubungkan ibu kota kerajaan dengan kota-kota besar
maupun kota-kota kecil lain, sistem jalan raya di bawah kekuasaan harun Ar-
Rarsyid juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas memudahkan seperti tempat
peristirahatan, penginapan, dan sumur. Rute itu bercabang kea rah timur melalui
Ray, Merv, Bukhara, Samarkhand hingga kota-kota di sungai Jaxartes dan
perbatasan Cina.
Pada pemerintahan Ar-Rasyid perkembangan ilmu pengetahuan sangatlah pesat, karena Ar-Rasyid adalah seorang cendekiawan yang memiliki wawasan yang sangat luas yang berkaitan dengan semua hal yang berkaitan dengan Arab. Seperti dalam hal sejarah, bahasa, kesusastraan dan juga lainnya. Karena kecintaanya terhadap Ilmu Pengetahuan Sang khalifah memperbesar departemen-departemen studi ilmiah dan penerjemahan yang sebelumnya telah didirikan oleh kakeknya, Al-Mansur. Karena jasannya itu semua membuat Baghdad menjadi pusat keilmuan yang menarik bagi orang-orang terpelajar di seluruh penjuru dunia.
Pada pemerintahan Ar-Rasyid perkembangan ilmu pengetahuan sangatlah pesat, karena Ar-Rasyid adalah seorang cendekiawan yang memiliki wawasan yang sangat luas yang berkaitan dengan semua hal yang berkaitan dengan Arab. Seperti dalam hal sejarah, bahasa, kesusastraan dan juga lainnya. Karena kecintaanya terhadap Ilmu Pengetahuan Sang khalifah memperbesar departemen-departemen studi ilmiah dan penerjemahan yang sebelumnya telah didirikan oleh kakeknya, Al-Mansur. Karena jasannya itu semua membuat Baghdad menjadi pusat keilmuan yang menarik bagi orang-orang terpelajar di seluruh penjuru dunia.
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
0 komentar:
Posting Komentar