Oleh
: Siti Khoirun Niswah
Rangkaian
cerita yang terjadi telah menumbuhkan
sebuah inspirasi untuk dapat mengubah pandangan setiap manusia yang memahaminya.
Dalam kehidupan sering kali kita temui orang yang bercermin pada kehidupan
oranglain. Terkadang memandang orang lain lebih sukses, berprasangka bahwa
oranglain lebih pandai, kurang percaya diri dan hal-hal lain yang disangka
berbeda satu sama lain. Akibat dari anggapan tersebut sering kali salah dalam
menyikapi sebuah keadaan. Masalah yang awalnya dianggap hal kecil bisa menjadi
besar, bahkan juga sebaliknya hal yang begitu penting dianggap seperti biasa
saja. Maka dari itu, seseorang perlu menggali ilmu bahkan tak ada kata lelah
dan menyerah.
Pentingnya
sebuah ilmu pengetahuan sering kali diabaikan, pentingnya sebuah akhlak sering
kali dilupakan, pentingnya sebuah sikap sering kali disalah gunakan. Hal itulah
yang menjadikan manusia memiliki sikap dan pandangan bahwa dirinya tidak lebih
baik dari orang lain. Takkan ada habisnya jika manusia sering mencari
kesempurnaan. Karena hakikatnya manusia tidak ada yang sempurna. Manusia pernah
merasakan sedih, bahagia, marah, kecewa. Namun juga harus bisa mengendalikan
emosi agar tidak berefek negatif pada
orang lain disekitar.
Seorang
guru sekalipun, yang sudah di desaign untuk bisa dijadikan contoh, juga harus
tetap belajar, menggali potensi yang dimiliki, menggali pengetahuan, membuka
lapang dada untuk menerima keluh kesah sang murid, memberi kesempatan untuk
mmbenarkan kesalahan-kesalahan orang lain, guru juga harus belajar tentang
toleransi. Guru, sebagai contoh bagi setiap murid. Perkataan dan tindakan guru
akan ditiru oleh murid. Kalau begini, apakah guru tidak boleh salah?
Guru
adalah seorang manusia, wajar kalau memiliki kesalahan, wajar kalau pernah
khilaf, wajar kalau memiliki segudang kekurangan. Apakah guru harus bisa
menjadi yang sempurna? Guru bukan orang
yang sempurna, namun guru adalah orang yang lebih dahulu mengenal dan
mendapatkan ilmu. Apakah setiap yang berhubungan dengan dunia pendidikan adalah
kewajiban guru?
Secara
teori memang pemegang kekuasaan dunia pendidikan adalah guru. Tetapi dalam
sebuah management kependidikan, tidak semua harus dikerjakan oleh seorang guru.
Guru adalah fasilitator yang tugasnya adalah sebagai pendamping dan distributor
ilmu. Karena hakikatnya hanya Tuhan yang berkuasa memberi ilmu. Ketika seorang
guru dituntut untuk bisa mengerjakan semua hal, apakah salah? Tidak. Tidak salah, namun karena guru juga
perlu belajar, maka guru juga mempunyai hak dan kewajiban untuk belajar, karena
guru memiliki kewajiban mengemban amanah tentang pendidikan. Ibaratnya,
bagaimana bisa kita menuangkan air, kalau didalam botol itu tidak ada air sama
sekali? Hehe
Setiap
guru adalah contoh, setiap guru adalah inspirasi, setiap guru adalah teladan,
setiap guru adalah inovasi, setiap guru adalah pembentuk karakter. Jadi, setiap
guru juga harus mengisi air sampai penuh, agar air tersebut bisa dituangkan.
Semakin banyak mengisi air, semakin banyak pula air yang dapat dituangkan.
Artinya semakin banyak pengetahuan yang digali oleh guru, akan semakin banyak
pula ilmu yang dapat disampaikan kepada para penimba ilmu.
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
0 komentar:
Posting Komentar