Oleh: Muhammad
Hadiyan Ihkam
Brak…brak…brak
“Woy cepet, Sam! Udah jam setengah 7 nih. Aku ada kuliah pagi.” Teriak Syarif
sambil gedor-gedor pintu kamar mandi.
Memang
menjadi sebuah adat ketika jam setengah 7 semua kamar mandi di Pondok Pesantren
Darun Syabab penuh dengan orang mandi. Bukan karena tanpa alasan. Jadwal taklim
pagi membuat kebanyakan santri tidur kembali, dan bagi mereka yang ada kuliah
pagi maka bangun jam setengah 7 tepat. Hal inilah yang membuat Syarif menjadi
seorang mahasiswa yang sering terlambat.
Syarif
dengan tergesa-gesa memakai baju, mencari buku kuliahnya serta mencari dompet
yang entah di mana lalu berlari ke arah motornya. Bisa dikatakan Syarif
pengendara handal yang dapat menyalip setiap kendaraan di depannya tanpa
terkecuali. Namun dia tidak sengaja menabrak ayam di tengah jalan. Syarif
justru langsung tancap gas menuju kampusnya.
Dari
parkiran hingga kelas Syarif berlari layaknya orang pengen buang air kecil. Pasti
taulah seperti apa cara larinya orang yang pengen buang air kecil. Hampir sama
lah jika dibandingkan dengan atlet lari professional.
Tanpa
pikir panjang Syarif langsung masuk kelas dan duduk. Dia sadar jam tangan
ditangannya menunjukkan pukul 07.15. Beruntungnya Ustadz Rouf belum datang.
Jantung Syarif yang semula berdebar-debar karena Ustadz Rouf termasuk ke dalam
daftar dosen killer bagi Syarif langsung tenang seketika.
“Alhamdulillah” ucap Syarif dalam hati.
“Kenapa
sih kamu telat terus? ngg malu apa sama ayam?” celetuk Ilham, sahabatnya
Syarif.
“Iya-iya
maaf. Seperti biasalah, kalau kuliah pagi aku pasti sering telat. Antri mandi
sih” jawab Syarif dengan terengah-engah karena capek lari dari parkiran.
“Loh,
jangan minta maaf sama aku dong. Minta maaf sana sama ustadz sama orang
tuamu.”
“Nggeh
gus siap” Jawab Syarif dengan nada agak rendah karena merasa bersalah.
Jam
setengah 8 Ustadz Rouf masuk kelas.
“Asssalamu
‘alaikum” ucap ustadz kepada mahasiswanya.
“Wa’alaikum
salam” jawab serentak mahasiswanya.
“Maaf
anak-anak saya ada tugas dinas dari pak rektor ke Surabaya. Oleh karena itu
kalian saya kasi tugas untuk berdiskusi dengan kelompok kalian masing-masing.
Silahkan ketua kelas mengkondisikan. Oh iya… semua kriteria tugas-tugas sudah
saya kirimkan di grup whatsapp”
Seketika
suasana kelas menjadi ramai seperti pedagang sama pembeli yang bersaut-sautan
menawarkan dagangan.
“Syarif,
habis ini kita ke perpustakaan yuk. Ada sesuatu yang mau aku tunjukin” ajak
Ilham
“Hm… iya.
Tapi aku sarapan dulu ya.” Jawab Syarif dengan gelak tawa khasnya.
“Iya deh
iya. Sekalian beliin aku minum ya. Ha-ha-ha.” Timpal Ilham dengan tawa senang.
“Loh… Pas
banget. Kamu pasti datang dong di acara pondok sharing motivation”
“Jelaslah
aku pengen ke sana karena acara itu. Eh tapi yang ngisi acara sharing
motivation ustadz siapa?”Tanya Syarif.
“Masak
kamu ngg tau sih? Itu lho ustadz yang famous dijurusan kita”
jawab Zahra.
“Eh?
Siapa? Aku ngg tau.”
“Cobak
baca undangannya. Hahaha…” tawa manis Zahra.
“Hm…
Perasaanku ngg enak, za”
“Udah ah
baca dulu!”
“Astaghfirullahal
‘adzim… Allahu Akbar… Laa ilaha illallah… kok aku diminta jadi pengisi acara share
motivation?. Mimpi apa aku semalam” terkaget Syarif hingga semua orang di
sekitarnya memerhatikan dia.
“Udah ya…
Aku mau ke kelas dulu ada kuliah. Wassalamu ‘alaikum” tawa ringan Zahra
Di perpustakaan,
Ilham sudah nunggu 30 menit. Ilham udah selesai ngerjain tugas nahwu
karena saking lamanya nunggu Syarif.
Dengan muka agak jutek dia nunggu Syarif sambil ngedite video
tugas al hasub al araby.
“Eh maaf
Ilham. Aku tadi masih diajak ngobrol sama Zahra.”
“Hm… Gitu
ya. Kalau udah ngobrol sama Zahra yang cantik itu lupa sama dunia ini.”
Jawab Ilham dengan nada kesal.
“Ayolah bro
kamu kan tau aku kayak gi mana orangnya. Lagian tadi Zahra cuman ngasi
aku undangan kok.”
“Hm…iya
iya”
“Nih aku
bawain snack kesukaan kamu, silver queen”
“Iya
makasih” jawab Ilham dengan jutek.
“Btw
nih kamu mau ngasi tau aku apa?”
“Ini nih
aku ada materi ustadz Hasyim buat ujian besok. Kata kelas lain sih
soalnya sulit-sulit.”
“Semoga
kita diberi kemudahan”
“Eh,
Ilham. Kamu tau ngg undangan yang Zahra kasi-kan ke aku, ternyata
aku diminta jadi pengisi acara sharing motivation. Seketika langsung deh
aku bingung campur pusing. Kamu taukan aku orangnya kayak apa. Iya sih
aku punya hafalan dan pernah mondok tahfidz tapi aku sekarang udah lama ngg
murojaah terlebih lagi aku sering tidur waktu taklim. Masak iya
mereka-mereka yang niat bener jadi hafidz harus dengerin aku yang
kayak gini?.” Curhat Syarif kepada Ilham.
“Eh?
Beneran? Hahaha…” ketawa Ilham membuat Syarif bingung.
“Kok
malah ketawa si?”
“Baguslah.
Biar kamu sadar, biar kamu tobat, balik lagi alim kayak dulu”
“Ih..
kata-katamu kayak nusuk banget ke aku”
“Loh tapi
fakta kan?”
“Iya-iya”
“Saranku
nih. Kamu cari deh motivasi yang mau kamu sampein atau kamu
inget-inget dulu nasehat yang pernah kamu dapat dari ustadz-ustadzmu di pondok”
“Hm… oke
deh. Makasih sarannya, sobat”
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
0 komentar:
Posting Komentar