Oleh: Muflikhah Ulya
Ibunyai Hj. Muchassonah Chasbullah atau kerap para santri
memanggilnya eyang iskandar adalah cucu salah
satu pendiri Nahdlatul Ulama sekaigus Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif
Denanyar Jombang yakni KH. Bishri syansuri. Putri dari pasangan suami istri KH.
Chasbullah dan Nyai Hj. Muashomah Bishri tersebut kerap kali bercerita kepada
para santrinya mengenai tirakat yang biasa dilakukan oleh neneknya yang tak
lain adalah istri dari KH. Bishri syansyuri yakni ibunyai Hj. Nur Khodijah. Ibu
dari mentri desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Drs. A. Halim
Iskandar dan mantan mentri Tenagakerja dan Transmigrasi Drs. H. A. Muhaimin
Iskandar sekaligus mertua dari mantan mentri Riset Tegnolog dan Pendidikan
Tinggi Prof. H. Mohammad Nasir, Drs., Ak., M.Si., Ph.D ini adalah sosok yang
selalu istiqomah menjalankan ibadah-ibadah sunnah, seperti sholat berjamaah,
qiyamul lail, sholat dhuha, khotmil qur’an dan ibadah sunnah lainnya. Maka dari
itu tak heran jika ibunyai iskandar memiliki keturunan yang sangat luar biasa.
Pepatah mengatakan barang siapa menanam kebaikan maka akan menuai kebaikan.
Ibunyai Iskandar pernah
mengatakan kuncinya adalah istiqomah. Sejauh yang saya ketahui, ibunyai iskandar
selalu istiqomah dalam melakukan ibadah-ibadah sunnah, terlebih puasa sunnah
senin kamis. Meskipun beliau dalam keadaan sakit ataupun mempunyai hajat yang
mendesak, sebisa mungkin beliau tetap berpuasa. Jikalau kita melihat usia
beliau sekarang, sepertinya sangat tidak memungkinkan bagi beliau dapat
melakukan ibadah sunnah tersebut. Sampai suatu ketika beliau jatuh sakit dan
diharuskan untuk opname serta menjalani beberapa terapi untuk menyembuhkan
penyakitnya, dokter telah melarang beliau untuk berpuasa karena khawatir akan
mengganggu kesehatan serta terapi yang sedang berjalan, namun beliau tetap
bersih keras untuk puasa, hingga akhirnya kesehatan beliau semakin menurun dan
memutuskan untuk membatalkan puasa tersebut.
Beliau juga selalu
mengingatkan santri-santrinya agar tidak lupa untuk berpuasa senin kamis.
Setiap hari ahad dan rabu, beliau memberikan tugas khusus kepada pengurus
devisi ubudiyah untuk mendata nama-nama santri yang hendak berpuasa pada hari
senin dan kamis, kemudian menyuruh anak pertamanya yakni ibunyai Hj. Muniroh
Iskandar, untuk mengkoordinir sahur serta menyiapkan takjil untuk berbuka puasa
bagi para santri tersebut. Tujuan beliau menyiapkan makanan untuk sahur dan
buka puasa tersebut tidak lain adalah agar para santri semakin semangat untuk
melakukan ibadah puasa senin kamis. Dan memang benar kami para santri sangat
senang dan semakin bersemangat untuk berpuasa, ditambah takjil yang disediakan
sangat lezat, membuat rindu para santri ketika telah lulus dari pondok
pesantren itu.
Ibunyai Iskandar
juga selalu istiqomah untuk melakukan sholat berjama’ah. Ditengan banyaknya
kewajiban dan kesibukan, beliau selalu menyempatkan untuk sholat berjama’ah.
Suatu ketika ibunyai iskandar pernah meminta saya untuk menemani beliau sholat
dzuhur berjama’ah di kamar pribadi beliau, setelah selesai sholat berjama’ah
beliau bercerita, tadinya beliau sudah datang ke musholla, namun beliau tidak
melihat seorangpun santri di mushollah tersebut, hal itu dikarenakan seluruh
santri masih berada disekolah karena ada sistem baru yaitu full day school.
Sejak saat itu beliau menyuruh saya untuk membuat giliran bagi para santri
untuk menemani beliau sholat dzuhur berjama’ah.
Beliau juga selalu
mengajarkan santri-santrinya untuk melakukan istiqomah qiyamul lail. Setiap
malam beliau membangunkan para santri untuk qiyamul lail. Yang paling sangat
saya ingat adalah kata-kata beliau ketika membangunkan para santrinya dengan
kalimat “barang siapa ingin mendapatkan tempat terpuji di dunia dan akhirat maka
dirikanlah sholat dua rakaat, ayoo bangun bangun bangun”. Kata-kata tersebutlah
yang selalu diingat oleh santri-santrinya.
Semangat beliau
untuk tirakat telah menjadi teladan bagi anak, santri, dan juga banyak orang di
luar sana. Semoga kita dapat selalu istiqomah dalam menjalankan segala ibadah
sunnah seperti beliau.
Siip
BalasHapusAllaahu akbar
BalasHapus