Oleh: Ahmad
Zahrowii Danyal Abu Barzah
Pagi itu ….
Mentari telah terpancar menyilaukan mata
Namun bukan halagan bagi mereka dikata iba yang diputus harta
Meskipun sapu ranjau telah menghabiskannya
Tetapi membara dalam kelana pejuang dunia
Tuk menggapai kasta al-a’la mereka punya solusi tiada duanya
Perih iya …
Namun hilang diseduh dengan hati yang perkasa
Pedih iya …
Namun senyap dirudung semangat Indonesia
Sampai kapan mereka berhenti berjalan …
Sampai kapan mereka berujung puja …
Ah … Bukankah
engkau siluet yang menandakan sengsara mengganggu mereka ?
Hah … Gertak
mereka telah bermuka dua
Lukis senyum mereka terpanahkan kebahagiaan
Gurat mimik mereka meredam keegoisan
Dentingan perjuangan mereka tak luput karena ketidakpuasan
Serta dari merekalah berbuah asa yang tak kenal putus asa
Bukan mereka jika tak menyuratkan semangat
Bukan mereka jika tak punya kepedulian rasa
Bukan mereka jika tak rela dieratkan kerjasama
Wahai penjilat kiprah aksara …
Ia yang detaknya tak dapat beringsut masa
0 komentar:
Posting Komentar