Oleh Novia Anggraeni
Mereka berpikir kita adalah pemenang dan pahlawan
.
Uang dan waktu menjadi standarisasi bahwa kita telah berubah menjadi cendikiawan.
Takpahamkah bahwa kita berjuang melawan beban dan tekanan.
Tubuh terdiam otak berjumpa litan
Mata
terpejam hati meradang.
Pagi buta hanya menempatkan pada gua kesepian
Saat
Kata kapan seolah berubah menjadi parang
mengorok dan mengkikis sebuah harapan.
Saat
kata kenapa susah menemukan jawaban
Karena kebohongan telah berujung pada
rasa malu yang memuakan
Saat sebuah pelarian menjadi jalan dan kekuatan
menerjang hawa dingin
yang membekukan tangan
yang terfikir hanya pulang dan pelukan
Masa transisi ini membuatku tenggelam
dalam kesamaran angan
– angan tentang masa depan .
tersesat dalam blantara kegelapan antara pujian dan impian
kelabilan dalam menimbang ukuran keinginan dan kebutuhan
sampai penyakit hati
yang membusuk tak terima mereka senang duluan.
Berpura
– pura lupa bahwa konfigurasi perjuangan dan pencapaian itu nyata
Saat semua sudah pada titik untuk memuai dan hilang
Teori tentang hubungan pertemanan menunjukan kebenaran
Bahwa nilai sebuah persahabatan terletak pada nyatanya sebuah tindakan
memberikan sesuatu
yang dibutuhkan demi kebaikan bersama dalami katan sekawan
Rumus dari
orang teladanpun menyatakan bahwa semua nya itua dawaktunya
Jangan mencemaskan hal
– hal yang tidak perlu
karena bukan menjadi kesanggupan dan kekuasaan
percayalah bahwa waktumu dan waktuku itu berbeda,
persoalan terlalu cepat atau terlalu lambat itu soal
tempo belaka,
setiap mereka berputar pada lingkaran waktu
yang taksama .
tetap bersabar waktu mu akan datang
di saat yang paling tepat dan nikmat
walaupun itu menantang tak menjadi alasan untuk putus semangat
dirimu perlu bersiap pada posisi hati
yang lapang dan senyum ringan
Karena
yang diinginkan pasti akan menyambut beriring kebanggaan
Pondok Pesantren Darunnun Malang
0 komentar:
Posting Komentar