Oleh: Nurmiati Habib
Identitas
Karya Sastra
Judul : Pencopet Dan Kelompok Begundal (diterjemahkan dari Al-Lish wa Al-Kitab)
Karya : Dr. Najib Mahfouz
Penerjemah : Joko Suryatno
Penerbit : Maktabah Mishr
MITSAQ (Edisi Indonesia)
Alamat Penerbit : Wisma
‘PPJS’ Jogonalun Kidul Rt 05 Rw 21, Gang Malewa, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta
55181
Tahun Terbit : Cetakan ke-6, 1972
Cetakan ke-1, Agustus 2000 (Edisi Indonesia)
Jumlah Halaman : 212
halaman
Kategori :
Novel
Isi Karya
Sastra (Sinopsis Novel)
Namanya
adalah Sa’id Mahran. Seseorang yang gemar melalukan tindakan kriminal di
lingkungannya, seperti pencopetan dan tindak kekerasan. Ia memiliki seorang
istri dan putri yang sangat cantik. Akan tetapi akibat kegemarannya yang buruk
akhirnya dia masuk ke dalam penjara selama sepuluh tahun. Ia masuk penjara
karena tipu daya kawan-kawan dekatnya, seperti Rauf Alwan dan Alish Sadrah.
Setelah
sepuluh tahun lamanya akhirnya Sa’id Mahran bebas dari penjara. Setelah bebas
ia berkeinginan untuk membalaskan dendamnya kepada kawan-kawanya yang telah
mengakibatkannya masuk penjara. Dengan berbagai macam cara dilakukan, terutama
menghancurkan Alish Sadrah yang telah merebut istri dan anaknya dari
pangkuannya. Di hari pertama kebebasannya,ia langsung menuju ke rumah Ali
Sadrah untuk merebut kembali istri dan anaknya. Akan tetapi ia tak kunjung
mendapatkan hasil baik dan harus menunggu beberapa lama untuk menemui Alish.
Setelah beberapa lama akhirnya Said diperbolehkan untuk masuk ke dalam rumah
Alish dan diberi kesempatam untuk menceritakan tujuannya ke sini. Dengan
berbagai pertanyaan yang diajukan dan keputusan akhir untuk mempertemukan
antara Said dan putrinya yang bernama Sana. Akhirnya Said dan sana dipertemukan
pada saat itu, akan tetapi Sana tidak mengenali Said karena selama sepuluh
tahun tidak bertemu dengan Said. Bahkan Sana berusaha menghindar ketika Said
mendekat . Hal itu menyebabkan Said merasa terpukul dengan keadaan seperti ini,
karena putri yang sangat ia sayangi nyatanya tidak mengenalinya sama sekali.
Setelah itupun
Said memutuskan untuk pergi dari rumah Alish dengan keadaan hati yang dendam
dengan Alish dan Buyanah istrinya. Akan tetapi dengan keadaan sekarang Alish
bingung akan kemana, karena sudah tidak ada lagi tujuan hidupnya kecuali
menjalani hidup bersama anak dan istrinya yang saat ini sudah tidak
menginginkannya lagi. Berjalan tanpa arah dan tujuan dan keinginan untuk
membalaskan dendamnya, akhirnya Said berfikir untuk ke rumah kakeknya yang tinggal seorang diri. Namanya Sayid Muhammad
Ali seorang kakek yang begitu kuat agamanya, setiap harinya hanya dihabiskan
untuk ibadah, dzikir dan dzikir. Melantunkan bacaan ayat-ayat Allah dengan
begitu khusuknya. Hidupnya hanya untuk Allah. Ketika Said sampai kerumah
kakeknya, ia melihat sang kakek sedang duduk di sudut tempat dengan terhanyut
bacaan dzikir. Sang kakekpun bingung dengan melihat sang pemuda dihadapannya,
nampak begitu asing karena sudah lama tak bertemu dengan pemuda tersebut.
Pertanyaan demi pertanyaanpun timbul saat itu dan Sang kakek hanya mengingatkan
sang pemuda untuk kembali mengingat Allah. Akan tetapi Said hanya
mendengarkannya dan menghiraukan apa
yang dibicarakan oleh sang kakek.
Setelah
beberapa waktu dirumah kakeknya, Said Mahran memutuskam untuk ke rumah Rauf
Alwan dengan dendam yang ada di hatinya. Ia ingin membunuh Rauf Alwan yang
merupakan seorang pemimpin di majalah ternama. Said menginginkan untuk bekerja
di majalah yang dipimpin oleh Rauf, namun Rauf menolaknya dan hanya memberi
Said sedikit uang. Dengan keadaan seperti itu, Said semakin dendam kepada Rauf
Alwan, dan malam harinya memutuskan untuk merapok isi rumah Rauf, akan tetapi
ketika Said sedang melancarkan aksinya. Ia ketangkap basah oleh Rauf dan para
penjaga rumahnya dan membuat Said merasa malu dan terhina. Setelah kejadian itu
Rauf mengusir Said dengan keadaan dendam yang begitu mendalam di hatinya.
Keadaan
seperti ini membuat Said begitu geram dan memutuskan untuk ke Kedai kopi yang
dulu sering ia kunjungi .Dan disana ia bertemua Nur, gadis yang dahulu
menyukainya. Setelah berbincang dengan pemilik kedai Said dan Nur pergi
menggunakan mobil yang ia dapatkan dari hasil curian. Nur mengajak Said untuk
tinggal dirumah sewanya di jalan Najmudin yang merupakan kawasan jarang
penduduk. Nur dan Saidpun kembali memiliki hubungan untuk kedua kalinya. Said
merasa beruntung, ketika sang istri menghianati cintanya, ia menadapatkan Nur
yang sangat mencintainya.
Said pernah
berusaha membunuh Rauf Alwan di Villanya yang begitu megah, namun ia justru
mendapatkan tembakan dari arah lain yang ia tidak mengetahui siapa yang telah
meluncurkan Rauf Alwan. Peristiwa ini jelas menjadi berita besar di seluruh
kota dan Said Mahran menjadi sasaran kuat para aparatur kemananan pemerintah.
Dan iapun besembuyi di rumah sewa milik Nur. Setelah ia terlibat lagi
diberbagai tindakan kriminal. Namanya menjadi perbincangan orang-orang dengan
pemberitaan yang begitu ramai di surat kabar.
Suatu malam Nur meninggalkan Said sendirian
yang membuatnya begitu bingung manakala kontrakan rumah akan segera habis.
Rumah itu di datangi pemilik rumah, akan tetapi Said tidak membukanya, karena takut
mengetahui bahwa ada dirinya di dalam rumah tersebut. Lalu ia pun meninggalkan
rumah tersebut dan kembali ke rumah kakeknya, Pak Ali Al-Hanidi.
Tetapi, baru bebrapa hari tinggal di rumah
kakeknya, ia sudah dikepung oleh para polisi dan warga masyarakat. Ia berlari
kearah perkuburan bersembunyi disana. Dan Said Marhanpun harus menyerah tanpa syarat,
setelah terjadi baku tembak.
Isi Review Resensi Novel
Novel ini merupakan karya seorang
novelis kontroversial dari Mesir yang beranama Najib Mahfudz. Novel ini
menceritakan kisah tentang kehidupan masyarakat menengah Kairo pada tahun
1950-1955. Novel ini telah diangkat ke layar perak pementasan drama. Cerita
yang begitu menarik di dalam novel menyebabkan pembaca terbawa ke dalam alur
cerita di dalamnya. Penggunaan diksi yang begitu indah, membuat para pembaca
mengapresiasi karya sastra ini.Mengangkat kisah kehidupan seorang laki-laki
yang begitu mencintai anaknya, akan tetapi begitu buruk prilakunya. Dari awal
membaca novel in,i membuat pembaca penasaran bagaimana akhir yang disajikan di
dalam novel. Akan tetapi, alur yang disajikan di dalam novel sedikit
membungungkan pembaca, karena penyebutan tokoh yang tidak disertai dengan
penjelasan di awal membuat para pembaca menerka-nerka tokoh-tokoh yang ada di
novel . Selain itu karena novel ini merupakan terjamahan masih banyak pemilihan
diksi kata yang mungkin masih begitu kasar di dengar oleh orang Indonesia. Penulisan
kata demi katapun masih terdapat kesalahan huruf, tulisan maupun tanda baca.
Akan tetapi dengan adanya kelemahan yang ada di dalam novel ini, tidak
menghurangi keindahan karya sastra seorang penulis fenomenal Mesir Najib
Mahfudz.
Identitas
Penulis
Nama lengkapnya Nurmiati Habib. Lahir di
Lampung, 9 Desember 1998. Saat ini sedang menempuh pendidikan di jurusan Sastra
Arab UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan juga menjadi santriwati di Pondok
Pesantren Darun Nun. Hobinya Traveling yang membuatnya senang berkeliling di
lingkungan sosial.
0 komentar:
Posting Komentar