Oleh: Ahmad Nasrul Maulana
Mungkin kau tak perlu tahu tentang
muasal diriku dan keluargaku, kau mungkin tak percaya bahwa ini semua adalah
kutukan dari kakekku yang dulu pernah dikecewakan anaknya yaitu ayah,
sebenarnya ini semua ulah kakek sendiri yang selalu berbuat keji tanpa tahu
diri. Namun ia begitu keras kepala dan gegabah atas apa yang telah ia perbuat
hingga perlahan menghancurkan hidupnya sendiri. Kakek dihukum oleh paduka atas
tindakan anormal yang ia lakukan. Bukan kakek namanya kalau penderitaannya
hanya dirasakan seorang diri, tanpa tahu
dosa ia menyebut nama ayah, ibu, adik dan aku saat proses pemberian mantra
kutukan yang dibaca oleh paduka agung yang kemudian ia harus menirukan usainya. Sialan, Kakek keparat itu mengganti namanya dengan
nama keluargaku. Sebab itulah kini keluargaku tertimpa kutukan naif dari orang
tua payah itu. Dan yang lebih menjengkelkan lagi ia tiba-tiba menghilang tanpa
kabar.
Kini aku bermukim di tengah hutan
bersama jutaan jenis tumbuhan dan hewan. Karena itu aku dipanggil Florenza oleh
mereka. Hampir sepanjang hari ku habiskan dengan berjalan menyusuri lebatnya
hutan Rusia untuk mencari Edelwis, tak lain sebagai suplemen asupan energiku.
Aku memang seperti manusia biasa namun ada sedikit perbedaan antara aku dan
manusia umumnya. Aku bisa memahami isyarat fauna, mampu mengendalikan seluruh flora serta
mengatur pertumbuhannya. Saat malam bertandang, aku terlelap di pelukan hangat
dedaunan di ranting pohon yang mencakar langit, jadi aku tak bisa terjaga di
sembarang pohon. Jika aku sedang berada di wilayah yang tak satu pun tumbuh pepohonan tinggi maka aku
meminta kepada mereka agar membuka tubuhnya lalu masuk untuk bersemayam di
dalamnya.
Tak
selamanya aku berkelana menapaki luasnya rimba dengan suasana gembira. Musuh
terbesarku selama ini adalah Schall dan kumpulan Cephalotus yang selalu
mengusik kehidupan para serangga kecil tak berdaya. Schall adalah hewan semacam
ulat daun namun uniknya mereka bisa berkamuflase layaknya bunglon. Mereka bermimikri
untuk mengelabui tumbuhan yang dihinggapinya, jadi secara diam-diam daun mereka
perlahan habis sebab digerogoti kaum Schall. Aku sendiri terkadang sangat geram
mendapati banyak pohon yang berkabung sebab unsur pembangun kecantikan mereka
cacat atau bahkan hilang. Sontak aku memanggil kawanan burung untuk menyerang
dan memberontak mereka. Sebenarnya aku juga tak tega menyakiti mereka, Tapi
bagaimanapun juga keadilan harus tetap ditegakkan sekalipun terkait hal-hal
kecil. Tugasku hanyalah menciptakan kedamaian antar flora dan fauna, jika
ekosistem mereka tertata dengan sehat maka banyak keuntungan yang bisa mereka
peroleh. Bukan hanya mereka, tapi manusia pun akan merasakan keharmonisannya.
Jika berbicara tentang Ayah, ibu dan
adik perempuanku. Mereka tidak tinggal bersamaku. Kita berempat berada di klen
yang berbeda-beda. Aku dikutuk sebagai gadis penjaga alam yang tugasnya sudah
ku ceritakan tadi. Ayah sebagai penjaga bumi yang tugasnya memberi kesuburan
tanah, jadi ayah bersemayam di dalam
tanah. Ibu sendiri dikutuk sebagai penjaga lautan, Ia tinggal di perairan Rusia bersama ribuan
jenis hewan maupun tumbuhan laut. Sedangkan adik, Ia berbaur dalam keindahan aurora, setiap
kali aurora muncul di angkasa maka akan terlihat tubuh adik yang berwarna bak
gemerlap aurora. Kata paduka, kutukan
ini akan berakhir jika telah melewati tiga kali tahun kabisat. Dimana tahun
kabisat hanya terjadi selama empat tahun sekali, jadi masih sangat lama aku
harus berbaur dengan alam dan pribuminya.
0 komentar:
Posting Komentar