Oleh : Ira Safira Haerullah
Maraknya kasus crosshijabers yang tengah hangat diperbincang oleh publik
membuat berbagai kalangan mulai mengomentari. Crosshijab merupakan para pria
yang suka menggunakan pakaian wanita muslim lengkap dengan hijab, jubah panjang
dan besar bahkan ada dari mereka yang menggunakan cadar. Istilah crosshijab sendiri
diangkat dari kata crossdressing yang memiliki arti menggunakan pakaian
tidak sesuai dengan jenis kelamin.
Menggunakan pakaian tidak sesuai dengan jenis kelaminan bukan lagi hal baru
di tengah masyrakat. Hal ini sudah terjadi sejak ratusan tahun silam, bahkan
jauh sebelum adanya kasus ini agama islam pun telah melarang dengan tegas
sebagaimana yang disabdakan nabi Muhammad SAW:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: «لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ المُتَشَبِّهِينَ مِنَ الرِّجَالِ بِالنِّسَاءِ، وَالمُتَشَبِّهَاتِ
مِنَ النِّسَاءِ بِالرِّجَالِ
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma, dia berkata: “Rasûlullâh
Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan
wanita yang menyerupai laki-laki” [HR. Al-Bukhâri, no. 5885; Abu Dawud, no.
4097; Tirmidzi, no. 2991]
Fenomena
crosshijab tersebut mulai terkenal ketika akun instagram @crosshijab
menggunggah berbagai foto para komunitas crosshijab yang kemudia dicapture oleh
para netizen dan diunggah kembali. Hal ini menjadi keresahan tersindiri bagi
kaum hawa karena merasa khawatir para komunitas crosshijab tersebut menggunakan
ruangan khusus kaum hawa seperti masjid, toilet bahkan kost – kost an bahkan
komunitas seperti ini dinilai mencoreng wanita berhijab dan bercadar. Adanya
kekhawatiran kaum hawa akan perilaku komunitas crosshijab yang dapat berdampak
pada hal yang negatif seperti mencuri atau bahkan pelecehan merupakan hal yang
wajar dikhawatirkan oleh para kaum hawa.
Sebagaimana yang diberitakan oleh
Tribunnews.id bahwa ada kejadian penyamaran pria berkumis yang menggunakan
cadar membuat resah jamaah putri yang ada di Masjid Agung Baiturrahma
Sukoharjo. Aksi penyamaran pria tersebut akhirnya terbongkar pada Minggu
(22/09/2019). Ada dua versi motif dibalik aksi pria yang menyamar jadi wanita
itu. Motif pertama, bahwa aksinya merupakan modus untuk bisa foto dan memeluk
jamaah perempuan. Motif kedua adalah, pria ini kepergok warga saat berupaya
mencuri sepeda motor di kawasan masjid. Dan beberapa kasus yang terjadi di
Ternate yaitu aksi crosshijab yang masuk ke kos – kosan wanita dan berakhir
dengan aksi mencuri juga.
Jika dicermati secara mendalam maka
ada beberapa pokok permasalahan menyoal keberadaan crosshijabers. Crosshijabers
dapat menjadi bibit perilaku penyimpangan orientasi seksual yang termasuk dalam
kelmpok LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender). Dikatakan bibit karena
berdasarkan sumber tertentu para crosshijabers tidak memiliki orientasi seksual
yang menyimpang. orientasi seksual mereka tak berbeda, tetap menyukai lawan
jenisnya perempuan. Sebagai heteroseksual, anggota crosshijaber tidak dianggap
kebanyakan masyarakat menyimpang (www.voa-islam.com). Masyarakat tidak boleh berdiam atau mengambil sikap acuh terhadap
hal ini karena hal ini dapat menimbulkan sikap leluasa dan dapat memperlancar
aksi dari komunitas crosshijab
tersebut. Jadi, mari mulai berhati –
hati dengan crosshijabers dan bagi kalian yang termasuk crosshijabers, mari
bertaubat sebelum maut atau kiamat.
0 komentar:
Posting Komentar