Oleh: Krisna Aditya Putra S
“dengarken saudara-saudara komando saya
dengan tegasnya adalah, gagalken hey seluruh rakyat indonesia gagalkan negara
boneka itu”
Negara Indonesia merdeka pada tahun 1945, dan
ini menjadi semangat negara Indonesia
untuk memulai kehidupan baru sebagai Negara yang merdeka. Dalam kemerdekaannya
Indonesia belum berhasil menikmati sepenuhnya kemerdekaan itu, karena masih ada
bagian dari NKRI yang di kuasai oleh pihak asing. IRIAN merupakan pulau paling
timur di Indonesia yang mana setelah kemerdekaannya pulau ini masih menjadi
bagian kekuasaan Negara belanda yang tidak mau menyerahkan pulau ini ke
pangkuang NKRI, pendekatan persuasif sudah terus dilakukan pihak Indonesia demi
kembalinya irian ke ibu pertiwi namun belanda tetap saja tidak memberikan titik
terang.
Situasi
ini membuat presiden Indonesia saat itu Ir.Soekarno geram akan sikap belanda
yang memainkan kedaulatan Negara Indonesia dan tercetuslah TRIKORA (Tri
Komando Rakyat) yang mana isinya adalah
gagalkan Negara boneka papua buatan belanda, kibarkan sang merah putih
di irian barat, dan mempersiapkan untuk mobilisasi umum guna mempertahankan
kemerdekaan dan kesatuan tanah air Indonesia. Trikora menjadi bius semangat
yang berapi api bagi seluruh elemen masyarakat Indonesia yang mana ingin
merebut kembali irian ke ibu pertiwi. Tidak menunggu lama Indonesia langsung
bertidak cepat untuk melakukan infiltrasi ke pulau irian guna mengirimkan
pasukan Indonesia memasuki wilayah irian, dalam hal ini peran TNI AL sangat
penting karena dikirimnya pasukan Indonesia melalui kapal perang Indonesia
yaitu : KRI Macan Tutul, KRI Macan Kumbang, KRI Harimau. Komodor yos sudarso
yang ikut serta dalam hal ini tergabung dalam pasukan di dalam kapal KRI Macan
Tutul.
Di
tengah perjalanan di malam hari kapal perang Indonesia di pergoki oleh pesawat
intai belanda, yang kemudian pesawat itu menghubungi kapal perang belanda yang
sedang berpatroli di daerah tersebut untuk segera kelokasi untuk menghalau
kapal perang Indonesia, dalam situasi ini kekuatan kapal perang belanda di
sokong oleh 3 kapal perang penghacur yang sangat tidak sebanding dengan
kekuatan kapal perang Indonesia, pertempuran pun pecah yang membuat kapal
perang Indonesia mundur, namun belanda tidak semudah itu membiarkan kapal
perang Indonesia pergi. Akhirnya situasi ini di ambil alih oleh Komodor Yos Sudarso
yang berada di KRI Macan Tutul untuk keluar formasi kapal perang Indonesia dan
menyerang kapal perang belanda agar 2
kapal perang Indonesia lainnya bisa selamat, dan disinilah akhir dari seorang
Komodor Yos Sudarso, perkataan beliau yang sangat melegenda sebelum hancurnya
KRI Macan Tutul “Kobarken Terus Semangat Perjuangan”
Dari
sejarah ini seharusnya menjadi pelajaran yang berharga bagi kita semua sebagai
generasi millenials saat ini, dalam sejarah ini masyarakat Indonesia berbondong
bonding dan bergotong royong untuk sama-sama berusaha membebaskan irian dari
pangkauan belanda, tidak mengenal agama, suku, ras, bahasa, dan budaya mereka
semua satu kesatuan bersama sama menginginkan irian menjadi bagian dari
Indonesia. Semangat kebhinekaan inilah yang telah luntur saat ini, banyak
pemuda sekarang yang melupakan sejarah sehingga mereka menunjukan sikap
individualisnya untuk menganggap bahwa golongannya lah yang paling baik dan
benar, padahal kebhinekaan lah yang menyatukan kita, Indonesia tidak di
merdekakan oleh satu agama, ras, budaya dan bahasa tetapi perbedaan itu yang
mampu membuat Negara ini menjadi bersatu dan merdeka.
0 komentar:
Posting Komentar