Oleh Ilman Mahbubillah
Jarak adalah selembar kertas putih;
Sebelum kita tuliskan cerita kita di atasnya.
Telah berkata ke padaku;
Sang Maulana.
Bahwa cinta yang datang bukan dari iman;
besar potensi bencananya.
Dan aku mencintaimu;
entah apa dasarnya.
Aku tak tahu,
apakah ini cinta yang fitrah ushulnya;
Atau cinta yang berubah bunyinya saat ada amil
berupa nasehat yang masuk kepadanya.
Aku bahagia cinta ini hadir;
meski masih samar wujudnya.
Dan aku takut cinta ini hadir;
bukan sebagai shirotul mustaqim bagi aku,
pun kau adinda.
Telah berkata ke padaku;
Sang Maulana.
Bahwa cinta yang datang bukan dari iman;
besar potensi bencananya.
Dan aku mencintaimu;
entah apa dasarnya.
Aku tak tahu,
apakah ini cinta yang fitrah ushulnya;
Atau cinta yang berubah bunyinya saat ada amil
berupa nasehat yang masuk kepadanya.
Aku bahagia cinta ini hadir;
meski masih samar wujudnya.
Dan aku takut cinta ini hadir;
bukan sebagai shirotul mustaqim bagi aku,
pun kau adinda.
Kamu tahu, wahai hati yang jauh di sana;
Ada getar rindu yang paling membara di dada.
Aku merangkul angin, hujan, hening, dingin
Dan apa yang melewatiku.
Aku merangkul angin, hujan, hening, dingin
Dan apa yang melewatiku.
Semata-mata;
Untukku sampaikan pada mereka,
Bahwa hatiku masih utuh dengan setianya.
Bagiku, kita adalah apa yang Tuhan sebut makhluk
Yang diciptakan untuk saling menemukan.
Melengkapi dan memberikan ketentraman
Pada hati masing-masing.
Bahwa hatiku masih utuh dengan setianya.
Bagiku, kita adalah apa yang Tuhan sebut makhluk
Yang diciptakan untuk saling menemukan.
Melengkapi dan memberikan ketentraman
Pada hati masing-masing.
Inginku..
Adapun kemudian kutemui cintaku
Tenggelam di ufuk barat.
Hilang dalam gelap.
Tanpa meninggalkan jejak senja sebelum perginya.
Tenggelam di ufuk barat.
Hilang dalam gelap.
Tanpa meninggalkan jejak senja sebelum perginya.
Lantas, mari berbahagia atas luka-luka
Sebab yang pernah terluka-lah
Yang benar-benar tau makna bahagia
Yang benar-benar tau makna bahagia
Mari berbahagialah atas dosa-dosa
Sebab, hanya pendosalah
Yang paling tahu nikmat dalam bertaubat pada Tuhannya.
Yang paling tahu nikmat dalam bertaubat pada Tuhannya.
Mari berbahagialah hati kita pernah gelap nircahaya.
Sebab, yang pernah mengalami kebutaan sajalah
Yang paling tahu nikmat terangnya cahaya.
Yang paling tahu nikmat terangnya cahaya.
Tapi jangan lupa berdoa kala
Kita menjadi pernah;
Kita menjadi pernah;
Agar kemudianTuhan mau memberi kita hidayah-Nya.
Yang luka agar kemudian bahagia.
Yang pendosa agar kemudian bertaubat nasuha.
Yang gelap hatinya agar kemudian diterangi cahaya.
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
Perum Bukit Cemara Tidar F3 No. 4
Darunnun.com
0 komentar:
Posting Komentar