Oleh : M. Ikhsan Kamaluzaman
Amtsilah Tashrifiyah merupakan salah satu turats yang banyak dikaji di berbagai pesantren. Bahkan beberapa bulan lalu media sosial digemparkan oleh artis sensasional Vicky Prasetyo yang ternyata bisa mentashrif. Di beberapa bulan sebelumnya ada salah seorang tokoh MUI yang juga mentashrif dan keliru, hal tersebut menyebabkan netizen banyak membuat meme (becandaan) karena hal tersebut.
Pengarang Amtsilah Tashrifiyah adalah Ulama Nusantara yang bernama Kiai Mashum Ali, dalam satu riwayat dalam buku Cermin Bening Pesantren karya Rijal Mumazziq Z. bahwa beliau dalam mengarang tashrif itu sambil mendayung sebuah sampan. Sebuah kitab ringkas itu menjadi kitab dasar yang harus dikuasai santri baru. Eksistensinya seperti jurumiyah dalam cabang ilmu nahwu.
Ketika saya 3 MTs saya ditanya oleh KH. Mukhtar (Beliau ayah dari saudara Imamuddin Mukhtar)
Kalian tau gak kenapa kiai Mashum memilih contoh pada mauzunnya ini dengan kata Nashoro, dst? : Gak tau kiai. Akhirnya beliau pun menjelaskan bahwa beliau tidak mungkin sembarangan memilih contoh pada kitabnya, semua pasti karena berbagai pertimbangan. Uniknya kalau kita perhatikan, ternyata contoh yang dipilih ini seperti fase² dalam mendidik.
نصر
Menolong
Orang tua meminta tolong kepada kiai agar kita dididik di pondok pesantren dengan baik
ضرب
Memukul
Ketika kita dididik tentunya pasti pernah nakal atau melanggar dan kiai pasti akan memukul kita baik secara fisik atau mental
فتح
Terbuka
Setelah dipukul oleh kiai, beberapa santri akan terbuka fikirannya, sehingga menjadi sadar dan mulai rajin dalam belajar. Asatidz lain menjelaskan bahwa fataha disini adalah futuhul arifin
علم
Mengetahui
Setelah terbuka si santri akan mengetahui banyak hal dan dia bisa benar benar menjadi santri yang memahami ilmu yang disampaikan kiainya
حسن
Baik
Setelah santri berilmu tentunya ia akan mengamalkan ilmunya dengan kebaikan kebaikan untuk sekitarnya
حسب
Menghitung
Dalam kitab kailani dikatakan bahwa bab 6 ini adalah Syadz (keluar dari kaidah) yang berarti adalah bahwa santri yang perhitungan dengan kebaikannya maka sebenarnya ia adalah santri yang melenceng.
Itulah sekilas ilmu yang pernah disampaikan oleh kiai saya, semoga bermanfaat
Pondok Pesantren Darun Nun Malang
0 komentar:
Posting Komentar